Solo (Espos)–Seorang warga dari Sawit, Gantiwarno, Klaten, Mujimin, 56, yang menjadi korban gempa akhirnya meninggal dunia, Sabtu (28/11) lalu.
Mujimin menghembuskan nafas terakhirnya setelah luka akibat gempa menimbulkkan penyakit dicubitus dan menggerogoti tubuhnya tanpa perawatan yang memadai.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Pegiat LSM Interaksi, Dyah Ayu W yang melakukan pendampingan korban gempa menjelaskan, Mujimin meninggal dunia setelah penyakit dicubitus yang menyerangnya menjalar hingga menimbulkan komplikasi. Hal itu juga tak terlepas dari kondisi pasien yang selama ini hidup ala kadarnya tanpa perawatan yang memadai baik secara medis maupun pola makan.
“Korban dicubitus selama ini masih seperti yang dulu minim melakukan kontrol karena keterbatasan biaya mereka,” jelasnya kepada Espos di Rumah Sakit Orthppedi (RSO) Surakarta, Kamis (3/12).
Saat ini, kata Dyah, ada 56 warga korban gempa yang mendapatkan penanganan dan pengawasan secara intensif. Dari jumlah tersebut, 15 di antaranya terserang penyakit dicubitus. “Sedangkan 86 lainnya, sudah bisa mandiri dengan keterbatasan tubuhnya yang ada,” lanjutnya.
asa