SOLOPOS.COM - Megawati Soekarnoputri (CNN Indonesia/Ramadhan Rizki)

Solopos.com, JAKARTA–Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri kembali menyindir Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kali ini terkait penanganan bencana.

Menurut Megawati, dalam banyak penanganan bencana  para kepala daerah dan kementerian tidak saling terkoneksi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Karena itu, dirinya mengingatkan Presiden Jokowi agar memegang komando kerja penanganan bencana.

“Saya bilang sama Bapak Presiden, Bapaklah yang namanya kepala negara Presiden RI yang harus langsung. Karena ini, persoalannya adalah extraordinary (kejadian luar biasa),” kata Megawati saat menyampaikan pidatonya di acara peluncuran Sistem Peringatan Dini Multi Bahaya Geo-Hidrometeorologi yang digelar DPP PDIP, dari Kantor Pusat PDIP di Jl. Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu (4/8/2021).

Satu Sinergi

Presiden kelima RI ini pun melihat peran semua pihak dalam menangani bencana penting.

Artinya tercipta satu sinergi dan koneksitas antara satu dengan yang lain, terlebih antara jajaran pemerintah dan kementerian.

“Saya sudah minta izin kepada Pak Presiden, ini semua harus bergerak bersama. Kita harus bergotong royong, tidak bisa memilah-milah. Oh, ini bukan kerjaan saya, tidak bisa saya lakukan. Sekali lagi, tidak bisa begitu. Karena yang ditolong jiwa manusia,” ungkap Megawati.

Baca Juga: Dampingi Puan Maharani di Solo, Bambang Pacul Singgung Tata Krama PDIP, Sindir Ganjar?

Tak hanya soal bencana, Megawati juga menyinggung tentang pernyataan Presiden AS Joe Biden bahwa Jakarta akan tenggelam dalam beberapa waktu ke depan.

“Spesifik, loh, dia bilang Indonesia kalau tidak ini, dia bilang akan tenggelam 10 tahun lagi. Apa enggak garuk-garuk kepala. Apakah yang harus kita lakukan?” kata Megawati.

Megawati mengaku sudah melapor ke Presiden Joko Widodo mengenai pernyataan Joe Biden itu.

Ia menyatakan, daratan Jakarta sebenarnya tidak tenggelam. Hanya muka air laut terus meninggi sehingga membuat daratan Jakarta tertutup.

Hal itu terjadi juga akibat penyedotan air tanah yang berlebihan, hingga dimasuki oleh air laut yang meningkat.

Harus Diubah

“Mengatasinya ini harus diukur, diubah. Saya bicara ke Presiden, bapak ngomong new normal akibat pandemi ini. Saya kira kita juga akan masuk ke dalam sebuah tatanan new normal, antara lain bidang apa? Ya mengikuti bencana-bencana ini,” kata Megawati.

Putri Bung Karno itu juga mengatakan sudah sejak menjadi Wakil Presiden RI, terus membicarakan isu lingkungan di Indonesia.

Sebab Indonesia adalah negara kepulauan, bukan benua. Dan situasi pemanasan global memperburuk situasi.

“Sekarang kita lihat di TV, yang namanya China banyak sekali mengalami banjir, Eropa mulai seperti itu. Itu bukan karena, hanya akibat sungai meluap, tetapi ketika sungai meluap, air laut itu naik. Jadi air sungai tidak bisa ke muara,” jelas putri sulung Presiden ke-1 RI, Sukarno itu.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya