SOLOPOS.COM - Chrisna Chanis Cara PEMBAKARAN BANGKAI -- Tim dari Dinas Peternakan dan Perikanan Sragen membakar bangkai sapi milik Heri Sosiawan, warga Bendo, Donoyudan, Kalijambe yang terduga terjangkit bakteri antraks, Minggu (26/6/2011) (JIBI/SOLOPOS/Chrisna Chanis Cara)).

Sragen (Solopos.com) -Belum genap sepekan, Kecamatan Kalijambe, Sragen kembali digemparkan kasus sapi mati mendadak. Kali ini kasus serupa menimpa sapi milik Heri Sosiawan, 43, warga Bendo, Donoyudan, Kalijambe.

PEMBAKARAN BANGKAI -- Tim dari Dinas Peternakan dan Perikanan Sragen membakar bangkai sapi milik Heri Sosiawan, warga Bendo, Donoyudan, Kalijambe yang terduga terjangkit bakteri antraks, Minggu (26/6/2011). (JIBI/SOLOPOS/Chrisna Chanis Cara).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Berdasarkan info yang dihimpun Espos, Minggu (26/6/2011), sapi tersebut mati pada Minggu dini hari, tepatnya pukul 03.30 WIB. Mulut sapi yang baru berusia setahun itu mengeluarkan lendir berbusa, sementara pada anusnya mengeluarkan darah. Tim dari Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Sragen, Minggu siang, pukul 11.00 WIB, telah mengubur dan membakar bangkai sapi tersebut. Sebelum ini, Rabu (22/6/2011) lalu, sapi milik Sukat, 50, warga Dukuh Banaran Kalijambe, dikabarkan mati mendadak
Ekspedisi Mudik 2024

Pemilik ternak, Heri Sosiawan, saat ditemui Espos di sela-sela penguburan, mengatakan pada Sabtu (25/6/2011) malam, tepatnya pukul 21.00 WIB, ternak miliknya itu mulai kehilangan nafsu makan. Padahal, jelas Heri, sebelumnya kondisi sapi tersebut sehat-sehat saja. “Pukul 18.00 WIB juga masih mau minum. Namun masuk malam hari, sapi saya lebih banyak diam. Akhirnya saat dicek waktu Subuh (Minggu-red), sapi sudah mati. Mulut dan anusnya mengeluarkan lendir dan darah,” tuturnya.

Setelah kejadian itu, dirinya langsung melapor pada otoritas kecamatan untuk penanganan lebih lanjut. “Saya langsung lapor ke kecamatan biar segera dibakar dan dikubur. Kalau lama-lama dibiarkan takut terjadi apa-apa,” katanya.

Hal tersebut dibenarkan Camat Kalijambe, Samsuri. Ditemui di tempat yang sama, Samsuri mengatakan pada Minggu pagi, yang bersangkutan telah melapor ke posko penanganan antraks kecamatan. “Alurnya sudah benar. Kami harap warga lain juga seperti itu bila menghadapi kasus yang sama. Jangan malah dipotong lalu dijual,” ujarnya.

Sementara itu, dokter hewan dari Kesehatan Hewan (Keswan) Disnakkan Sragen, Suprapto, mengatakan pihaknya sudah mengambil sampel berupa tanah serta organ sapi yang akan dikirimkan ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates Jogja. Di samping itu, imbuhnya, tim akan melakukan penyemprotan disinfektan hingga dua pekan ke depan. “Sebanyak enam kambing dan empat sapi yang satu kandang dengan sapi mati juga telah diobati,” urai dia. Pihaknya memperkirakan dalam sepekan hasil uji laboratorium sudah bisa turun. “Jadi statusnya masih suspect antraks.”

Kepala Disnakkan Sragen, Eka Rini, saat dimintai konfirmasi Espos, Minggu (26/6/2011), mengaku menerima laporan kematian sapi di Kalijambe. Menurut dia, Kabid Kesehatan Hewan, Suhudi, dan sejumlah tim kesehatan hewan langsung terjun ke lapangan untuk menangani kasus kematian sapi itu sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) penyakit antraks.

“Dari laporan yang saya terima, gejala kematian sapi memang mendadak. Tapi kami tidak berani berspekulasi menduga-duga penyebab kematiannya apa. Kami hanya mengambil sampel tanah dan kotoran untuk dikirim ke BBVet. Untuk memastikan penyebab kematian sapi itu menunggu hasil laboratorium BBVet saja. Soalnya beberapa kematian sapi sebelumnya yang terindikasi suspect antraks, tapi hasil laboratorium justru negatif antraks,” tegasnya.

Eka menambahkan tim kesehatan hewan sudah melakukan surveilans, pengambilan sampel, pembakaran bangkai sapi, penyemprotan formalin atau disinfektan dan seterusnya. Dia berharap tidak ada lagi kasus antraks karena harga sapi belakangan mulai stabil.

trh/m99

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya