SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Boyolali (Espos)–Jemaah haji yang meninggal dunia di Tanah Suci Mekah hingga saat ini masih terus berjatuhan. Sabtu (5/12) lalu, sebanyak empat jemaah haji dilaporkan meninggal di Mekah. Penyebabnya, penyakit jantung yang menyerangnya kambuh.

Informasi yang dihimpun Espos, Minggu (6/12), hingga saat ini total jemah haji Indonesia yang tak sempat menginjakkan kaki di Tanah Air lantaran meninggal dunia telah mencapai 38 jiwa. Dari jumlah tersebut, 70% meninggal karena serangan penyakit jantung. Yang lainnya, karena penyakit bawaan, usia lanjut usia dan memang risiko tinggi (Risti).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Adisoemarmo Solo, Akhmad Su’aidi menjelaskan, banyaknya jemaah haji yang berstatus Risti adalah salah satu penyebab banyaknya jemaah haji yang meninggal dunia di Mekah. Bukan itu saja, keberadaan jemaah Risti juga sempat membikin kacau dan repot jemaah haji lainnya.

Salah satu TKHI Kloter 7 dr Hj Dani Puji Lestari, kata Sua’iadi, adalah salah satu contoh dokter yang harus pusing tujuh keliling gara-gara harus merawat banyaknya jemaah haji yang memiliki Risti. Dari 374 jamaah haji asal kabupaten Magelang itu, 233 di antaranya tergolong Risti dengan kondisi kesehatan rata-rata menurun setibanya di Tanah Suci terutama yang mengidap hypertensi dan diabet.

“Hampir setiap hari ada sekitar 40 orang yang berobat, sehingga obat yang dibawa tidak mencukupi,” jelas dr Dani setibanya di Asrama Haji Donohudan (AHD), Sabtu (5/12).

Bukan itu saja, Fadliyah Binti Pahroji, 63, asal Gedongan Kulon Bondowoso Mertoyudan juga kian menambah repot akibat terinjak jamaah asal Turki setiba di Madinah. Akibatnya, dia mengalami patah tulang pada kaki kirinya sehingga harus dioperasi dengan pemasangan pen di rumah sakit Madinah.

Dr Hj Dani Puji Lestari, kata Su’aidi mengaku lebih mudah merawat 10 orang sakit dari pada seorang yang mengalami gangguan jiwa. Penyebabnya,  merawat seorang yang telah renta dan pikun akan merepotkan petugas maupun jamaah lainnya. Dr Hj Dani Puji Lestari sebagai TKHI, kata Sua’idi, mengaku nyaris stres selama 38 hari mendampingi salah satu jamaah yang mengalami gangguan kejiwaan.
asa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya