SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

WONOGIRI — Kasus avian influenza (AI) alias flu burung pada bebek atau itik kembali terjadi di Wonogiri. Virus tersebut menjangkiti 700 ekor bebek di Dusun Ngelo, Desa Semin, Kecamatan Nguntoronadi dan 200 ekor di antaranya mati.

Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan (Disnakperla) Wonogiri telah melakukan uji cepat (rapid test) terhadap dua bebek yang mati di dusun itu pada Kamis (22/11/2012) dan hasilnya positif.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Disnakperla Wonogiri, Rully Pramono Retno, mengatakan hingga Minggu (25/11) kematian ternak masih terjadi sehingga totalnya mencapai 200 ekor. Ternak mati itu terdiri atas 50 ekor bebek petelur usia dewasa dan 150 ekor bebek usia sekitar sebulan.

Saat ini, Disnakperla Wonogiri terus memantau lokasi setempat guna memastikan kondisi kandang bersih dan aman dari virus AI.

“Petugas kami sudah ke sana, mengecek, melakukan rapid test, dan untuk sekarang ini terus kami pantau perkembangannya. Kami juga melokalisir tempat kejadian agar virus tidak menyebar,” terang Rully.

Kematian 200 ekor bebek akibat terjangkiti virus AI menambah panjang daftar unggas jenis bebek yang mati gara-gara virus tersebut. Belum lama ini, 663 ekor bebek di Desa Sonoharjo, Kecamatan Wonogiri juga mati akibat terjangkiti virus AI.

Rully mengaku dua kejadian yang menimpa itik di Wonogiri membuat pihaknya waspada. Dalam waktu dekat, Disnakperla Wonogiri akan membuat surat berisi imbauan kepada semua pihak yang terlibat dalam lalu lintas perdagangan bebek agar menjaga diri dari penyebaran virus tersebut.

Semua pihak, baik peternak, penjual, maupun konsumen diminta menjaga kebersihan diri dan lingkungan dari kemungkinan menempelnya virus.

“Semua yang membawa bebek dan produknya, termasuk telur, harus disemprot disinfektan. Ya keranjangnya, ya pakaian orangnya, ya sepeda motornya. Bisa mampir ke kantor, ke rumah petugas, atau ke kecamatan untuk disemprot,” kata Rully.

Langkah tegas Disnakperla Wonogiri tersebut sejalan dengan Surat Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jawa Tengah Nomor 524.3/3997, yang memberi penekanan pada kemungkinan penyebaran virus AI melalui lalu lintas bebek. Surat yang merujuk data Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates Yogyakarta yang menyebut kejadian virus AI pada bebek adalah tren baru.

BBVet mencatat sebanyak 8.325 ekor bebek di Jawa Tengah, Jawa Timur dan DI Yogyakarta terjangkiti virus AI dan 3.275 ekor di antaranya mati.

Rully menambahkan langkah lain untuk mengingatkan masyarakat akan bahaya AI dilakukan dengan sosialisasi di lima kecamatan eks kawedanan.

“Pekan lalu di Wonogiri dan Eromoko. Hari ini [Senin] di Baturetno. Besok [Selasa] dan besoknya lagi [Rabu] di Jatisrono dan Slogihimo,” sebutnya.

Di lain pihak, temuan virus AI pada bebek membuat Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Wonogiri bergerak cepat. Kepala DKK, Widodo, langsung meminta petugas lapangan memantau masyarakat radius satu kilometer (km) dari lokasi selama dua pekan setelah penetapan positif AI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya