Solopos.com, SOLO — Jamuan makan di pernikahan warga Kota Solo, Jawa Tengah, memiliki ciri khas tersendiri yang unik dan sarat makna filosofis. Tamu undangan pada pesta besar itu akan dilayani layaknya seorang raja dan bangsawan. Hal ini merupakan wujud tradisi budaya yang dipertahankan dari masa lampau sampai sekarang yang dikenal dengan sebutan Ladossan Dhahar Kembul Bujana alias piring terbang.
Tradisi makan ini melibatkan beberapa orang untuk memberikan layanan khusus pada anggota kerajaan. Para pramusajinya mengenakan pakaian adat yang identik dengan abdi dalem keraton. Pramusaji perempuan mengenakan kemben dan kain jarik, sedangkan laki-laki mengenakan kemeja peranakan berbahan lurik, kain jarik, dan blangkon.