SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SLEMAN—Labuhan Merapi yang digelar Kamis (21/6) tak seramai tahun lalu. Warga yang mengikuti iring-iringan serta pengunjung yang menyaksikan ritual yang digelar tiap 30 Rajab itu tidak sebanyak Labuhan Merapi 2011 lalu.

Salah saeorang peserta, Wiyono menyebutkan, jumlah pengunjung di Labuhan Merapi hanya sekitar seperempat pengunjung tahun lalu. Perkiraannya berdasarkan, banyaknya orang yang berada di depan Gapura Srimangati, tempat iring-iringan mulai berjalan kaki menuju Alas Bedengan.

Promosi Santri Tewas Bukan Sepele, Negara Belum Hadir di Pesantren

“Kalau tahun lalu ada sekitar ribuan orang sampai jalanan di tempat ini penuh sesak,” ujarnya kepada Harian Jogja, Kamis (21/6).

Ekspedisi Mudik 2024

Ia menilai, masyarakat sekitar masih disibukkan dengan kepindahan dari selter ke huntara, sehingga tidak banyak yang mengikuti prosesi ini.

Salah seorang pengunjung yang berasal dari Jogja, Lucia, membenarkan, perayaan Labuhan di tahun ini relatif sepi dan sederhana.

“Saya sudah beberapa kali ikut saat Labuhan, ini yang paling sepi,” tuturnya.

Prosesi Labuhan dimulai pukul 06.30 WIB ketika iring-iringan abdi dalem yang membawa uba rampe, dipimpin Juru Kunci Merapi, Mas Lurah Suraksihono, mulai berjalan kaki sejauh tujuh kilometer dari Gapura Srimangati, Ngrangkah menuju Alas Bedengan.

Tempat ini berjarak sekitar lima kilometer dari puncak Merapi. Sebelum terjadi erupsi 2010, Labuhan Merapi diadakan di tempat yang berjarak hanya satu kilometer dari puncak Merapi.

Iring-iringan berhenti di bekas rumah Mbah Maridjan di Kinahrejo, sekitar 15 menit, untuk memanjatkan doa bagi almarhum. Setelah itu, perjalanan pun dilanjutkan hingga Alas Bedengan.

Acara labuhan ditandai dengan pembukaan ubo rampe yang selanjutnya diletakkan berjajar di pelataran Alas Bedengan dilanjutkan dengan pembacaan layang labuhan dari Kraton Yogyakarta oleh Mas Asih. Seusai acara, para abdi dalem perempuan mengemas ubo rampe labuhan yang berupa nasi putih, ayam dan srundeng dalam plastik kecil dan dibagikan kepada pengunjung.

Ditemui seusai memimpin prosesi, Mas Asih mengatakan, Labuhan Merapi berjalan lancar dan telah dipanjatkan doa kepada Tuhan agar Jogja tetap aman. “Khususnya warga lereng Merapi dapat beraktivitas seperti sebelum terjadi erupsi,” pungkas dia. (ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya