SOLOPOS.COM - Mobil tangki milik BPBD Sragen mengisi tandon dengan air bersih di wilayah Jenar, Sragen, yang masih kekurangan air bersih, Jumat (23/10/2020). (Istimewa/BPBD Sragen)

Solopos.com, SRAGEN — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen menyatakan fenomena La Nina terjadi di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, sejak Selasa (20/10/2020). Fenomena itu memicu hujan deras disertai angin kencang dan petir di Sragen.

Fenomena alam itu diprediksi akan terus terjadi sampai akhir Oktober mendatang. Kendati hujan mulai turun, kebutuhan air bersih di tujuh kecamatan belum teratasi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

BPBD, Palang Merah Indonesia (PMI), dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Sragen masih terus mengirimkan bantuan air bersih di tujuh kecamatan yang mengalami krisis air bersih, yakni Kecamatan Miri, Gesi, Sukodono, Jenar, Sumberlawang, Mondokan, dan Tangen.

Ekspedisi Mudik 2024

Mbledos! Kasus Covid-19 di Klaten Tambah 20, Korban Jiwa Tambah 2

Hingga Jumat (23/10/2020), ada tiga tim BPBD yang mengirimkan bantuan ke Jenar sebanyak tiga mobil tangki berkapasitas 5.000 liter/tangki, ke Tangen juga tiga mobil tangki, dan ke Sumberlawang sebanyak tiga unit mobil tangki.

Kepala Pelaksana BPBD Sragen Sugeng Priyono, Jumat siang, mencatat ada 1.261 tangki per Kamis (22/10/2020). Sugeng mengatakan pengiriman bantuan air bersih terus berjalan kendati ada fenomena La Nina mulai Selasa lalu. Dia memprediksi fenomena La Nina akan melanda Sragen selama 10 hari, atau sampai akhir Oktober mendatang.

“Hujan lebat dan angin kencang itu dampak dari La Nina. Kendati intensitas hujan sedang selama beberapa hari, hal itu belum mampu mengisi sumur penduduk di tujuh kecamatan yang mengalami krisis air bersih karena sumur mengering. Saya sudah menerjunkan petugas untuk mengecek sumur-sumur warga ternyata masih mengering,” ujar Sugeng saat ditemui Solopos.com, Jumat (23/10/2020).

Digugat Soal Penahanan Penangkap Maling, Ini Tanggapan Polres Klaten

Dia menerangkan hujan yang cukup lebat itu belum berpengaruh pada kekeringan di utara Bengawan Solo. Sugeng pun memprediksi potensi panas kemungkinan masih terjadi pasca-La Nina berakhir. Dia mendasakan prediksi itu pada kondisi di bulan yang sama pada 2019 lalu.

"Tahun lalu saja sampai November itu masih melakukan pengiriman air bersih sesuai permintaan warga. Kondisi tanah di Sragen itu memang berbeda karena air langsung hilang," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya