SOLOPOS.COM - Para guru SMKN 1 Selo megikuti kursus mahir tingkat dasar (KMD) yang digelar Kwarcab Gerakan Pramuka Kabupaten Boyolali di sekolah setempat, Selo, Kamis (21/10/2021). (Istimewa/Eksani)

Solopos.com, BOYOLALI – Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Kabupaten Boyolali menargetkan 1.000 pembina bersertifikat Kursus Mahir tingkat Dasar (KMD) . Sertifikasi pembina pramuka menjadi urgen menyusul kegiatan kepanduan ini menjadi ekstrakurikuler wajib di sekolah yang menerapkan kurikulum 2013.

Pejabat Humas Kwarcab Boyolali, Eksani, mengatakan sertifikasi pembina dilakukan dengan menjalani serangkaian materi dalam KMD. Kursus ini salah satunya digelar di SMKN 1 Selo pada 21-29 Oktober 2021 yang diikuti oleh 26 guru. Sebelumnya, kursus serupa juga digelar di SMKN 1 Wonosegoro diikuti 60 orang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sertifikasi KMD merupakan kompetensi dasar bagi para pembina pramuka di jenjang SD, SMP, dan SMA. Saat ini baru ada ratusan guru yang mememiliki sertifikat KMD di Boyolali. Sebab, jumlah ini fluktuatif mengikuti dinamika pengajar yang pensiun, mutasi, guru baru, dan lainnya.

Baca Juga: Kambing Etawa Bikin Milenial Klaten Tertarik Geluti Peternakan

“Tujuannya salah satuna baik guru SD, SMP, SMA, sekarang menerapkan kurikulum 2013. Kurikulum ini di sekolahan mensyaratkan pramuka menjadi salah satu eksrakurikuler wajib. Tentunya pembina-pembina itu harus mempunyai sertifikat untuk membina anak-anak baik anggota pramuka siaga, penggalang, dan penegak,” kata Eksani, saat dihubungi Solopos.com, Minggu (24/10/2021).

Eksani menjelaskan penerapan kurikulum 2013 membutuhkan pembina pramuka yang bersertifikat minimal KMD. Apabila tidak, pembina pramuka itu belum diakui kwartir cabang, daerah, maupun nasional. Artinya, kegiatan yang diikutinya tidak bisa dihitung sebagai portofolio atau sertiifkasi dan keperluan lainnya.

“Karena ini pramuka di sekolah jadi ekskul wajib, maka semua pembina pramuka minimal sudah memiliki sertifikat KMD. Kalau sudah KMD, bisa nanti meneruskan KML untuk lanjutan, pelatihan dasar KPP, sampai paling atas,” ujar dia.

Baca Juga: Harga Fantastis, Kambing Etawa Jadi Primadona Baru Peternak di Klaten

Pimpinan Kursus KMD, Toto Subagyo, mengatakan para peserta akan mendapatkan sejumlah materi kepramukaan seperti fundamental gerakan pramuka, organisasi gugus depan, administrasi gugus depan, tata laksana perkemahan, hingga ragam keterampilan pramuka.

“Targetnya adalah semua guru adalah pembina pramuka. Namun pembina pramuka yang harus bersertifikat artinya pembina yang diakui, karena selama ini banyak pembina pramuka yang belum diakui karena belum mengikuti kursus pembina mahir minimal tingkat dasar. Harapannya ke depan setiap gugus depan bisa menjadi gugus depan mantab dan pembinanya bisa mencetak pramuka garuda,” kata Toto.

Kepala SMKN 1 Selo, Suprihono, menambahkan pihaknya menggelar kursus KMD guna menyesuaikan kebutuhan yang disyaratkan dalam kurikulum 2013. Kurikulum 2013 mewajibkan memasukkan pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib. Maka itu, perlu dibentuk pembina-pembina pramuka yang memiliki kompetensi dan bersertifikat.

Baca Juga: Banteng vs Celeng, PDIP Klaten Madep Mantep dengan Megawati

“Kami ingin mempersiapkan untuk semua guru itu mampu menjadi pembina pramuka termasuk mengajar ekstra pramuka. Pramuka ini tidak hanya dilaksanakan pada pembinaan saja namun juga di implementasikan di setiap mata pelajaran. Kami ingin menjadikan guru-guru ini nanti menjadi guru yang tangguh dan tahu terkait karakter kepramukaan,” kata Suprihono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya