SOLOPOS.COM - Kuwatno Rejo (Foto: Muhammad Khamdi)

Kuwatno Rejo (Foto: Muhammad Khamdi)

Bergelut dengan sampah bagi sebagian orang adalah pekerjaan menjijikkan. Namun, bagi Kuwatno Rejo, 60, hal itu ia lakoni hampir setiap hari sejak delapan bulan lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ayah dari tiga anak ini ingin menghabiskan sisa umurnya dengan mengelola sampah organik yang diolah menjadi pupuk organik. Warga Dukuh Rinembe, Kelurahan Gergunung, Klaten Utara ini dipercaya masyarakat setempat untuk mengurus dan mengelola limbah atau sampah rumah tangga.

“Kebetulan warga sini mendapatkan bantuan mesin penggiling sampah dari pemerintah, dan kami membentuk kelompok untuk mengurusnya,” terang Kuwatno selaku Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Ngudi Rapi, saat ditemui Espos, Selasa (7/6/2011).

Ia mengatakan pekerjaan yang dia lakoni ini sebagai pengabdian kepada masyarakat, demi kemanusiaan. Bahkan, ia merasa senang dibandingkan menjadi penjaga sekolah selama 18 tahun di sebuah SMP yang tak jauh dari rumahnya.

“Daripada saya menunggu diangkat menjadi PNS, lebih baik saya keluar. Karena saya menyadari bahwa saya hanya lulusan Sekolah Rakyat (SR),” terangnya.

Dalam menjalani pekerjaan itu, ia menerima upah Rp 300.000 per bulan. Uang itu merupakan hasil iuran warga dari 400 keluarga. Setiap keluarga membayar Rp  3.000.

“Saya ikhlas dengan pekerjaan ini. Jangan dilihat dari gaji, saya hanya ingin mengubah pola pikir masyarakat untuk bisa memanfaatkan limbah sampah menjadi sesuatu yang berguna,” tegasnya.

Saat ini, Kuwatno hanya bisa memanfaatkan limbah sampah organik menjadi pupuk organik dengan bantuan mesin penggiling, sedangkan untuk limbah non organik ia bersama anggota kelompok berencana memanfaatkan sebagai barang yang berharga.

“Terus terang tenaga kami sangat sedikit, untuk membagi waktu pengambilan sampah saja kewalahan. Ke depan, sampah nonorganik dari plastik bisa dibuat untuk kerajinan tas, dompet dan lainnya,” harapnya.

Kuwatno menjalani pekerjaan itu sembari belajar banyak hal tentang manfaat pupuk organik untuk pertumbuhan tanaman. Bahkan, dia sudah mempraktikkan sendiri menggunakan pupuk organik pada tanaman di sekitar tempat kerjanya.

Hasilnya, tanaman yang diberi pupuk organik cepat tumbuh dan panennya sangat bagus.
“Bahkan saya sudah merasakan hasil panen cabai dan tomat. Mudah-mudahan warga dan petani lain bisa turut menggunakan pupuk organik agar hasilnya bagus,” terangnya.

Ia mengaku tergugah untuk menekuni pekerjaan ini tatkala melihat tumpukan sampah di beberapa tempat sampah yang menimbulkan bau tak sedap. Kuwatno yang menjabat Ketua RW III tak henti memberikan pengarahan kepada warga setempat untuk selalu memisahkan antara sampah organik dan sampah nonorganik.

“Selama ini masyarakat belum ada kesadaran untuk memisahkan sampah. Dengan adanya pengolahan sampah, setidaknya bisa mengurangi volume limbah sampah rumah tangga,” terangnya.

(Muhammad Khamdi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya