SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo [SPFM], Pengamat perminyakan Kurtubi menilai kebijakan menaikkan harga BBM subsidi lebih realistis untuk diterapkan dibanding pembatasan kebijakan BBM subsidi. Hal itu ditegaskan Kurtubi dalam Seminar Nasional Dampak Kebijakan Pembatasan BBM Bersubsidi Terhadap Inflasi dan Perekonomian di Aula Magister Manajemen UNS hari ini, Selasa (26/7).

Menurut Kurtubi, dengan perhitungan kenaikan BBM subsidi sebesar Rp 500 hingga Rp 1.000 per liter, akan mampu menghemat anggaran pemerintah hingga Rp 30 triliun per tahun. Selain itu, kebijakan menaikkan harga BBM subsidi lebih praktis, rasional, serta tanpa membutuhkan pengawasan. Termasuk dapat mendorong masyarakat untuk berhemat dalam menggunakan BBM. Dikatakan Kurtubi, dana yang bisa dihemat sebesar Rp 30 triliun per tahun tersebut seyogyanya dikembaikan ke rakyat dalam bentuk pembangunan infrastruktur.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sementara itu, untuk alternatif kebijakan jangka panjang, menurut Kurtubi, Indonesia harus mulai memikirkan untuk beralih ke Bahan Bakar Gas (BBG). Sebab sejauh ini konsumsi energi Indonesia sangat bergantung pada minyak, sebesar 50 persen dari total konsumsi energi. Langkah diversifikasi dari BBM ke BBG dinilai lebih menguntungkan sebab selain harganya relatif terjangkau, ketersediaan sumber daya gas di Indonesia mencapai 6 kali lipat dari minyak. [SPFM/dev]

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya