SOLOPOS.COM - Logo Partai Amanat Nasional. (Solopos/Dok)

Solopos.com, SUKOHARJO — Struktural PAN Sukoharjo memilih wait and see dalam menyongsong hajatan politik terbesar di Sukoharjo, yakni pilkada pada 27 November 2024. Hal ini dipengaruhi anjloknya perolehan kursi PAN di DPRD Sukoharjo dari lima kursi menjadi tiga kursi pada Pemilu 2024.

Bendahara DPD PAN Sukoharjo, Suryadi, mengatakan pihaknya memilih memantau dinamika politik sebelum menentukan sikap pada Pilkada Sukoharjo 2024. Belum ada pertemuan atau rapat kerja daerah (rakerda) partai untuk membahas sikap dan arah politik dalam pilkada.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Masih cukup banyak waktu untuk menjalin komunikasi politik sebelum pendaftaran pasangan calon bupati-wakil bupati (cabup-cawabup) pada Agustus nanti,” kata dia, saat berbincang dengan Solopos.com, Sabtu (27/4/2024).

Anggota DPRD Sukoharjo ini mengungkapkan kondisi PAN Sukoharjo saat ini berbeda dengan Pemilu 2019. Kala itu, PAN Sukoharjo meraih lima kursi di parlemen dan bisa membentuk fraksi di DPRD. Kini, dengan berkurangnya perolehan kursi di parlemen membuat anggota DPRD PAN harus bergabung dengan parpol lain untuk membentuk fraksi gabungan.

“Kekuatan partai di parlemen tidak sekuat saat Pemilu 2019. Jadi lebih baik, kami memantau dahulu peta politik menjelang pilkada. Toh, konstelasi politik sekarang masih dinamis. Bisa berubah sewaktu-waktu,” ujar dia.

Disinggung soal kans kader internal partai maju sebagai bakal cabup-cawabup, Suryadi juga belum bisa memberi tanggapan secara jelas. Pengurus partai bakal menentukan arah politik setelah ada pertemuan struktural dan kader untuk membahas pilkada.

Di internal PAN, ada figur yang berpotensi meramaikan bursa bakal cabup-cawabup dalam pilkada, yakni Wiwaha Aji Santosa. Pada Pilkada Sukoharjo 2020, Wiwaha maju sebagai cawabup berpasangan dengan Joko ”Paloma” Santosa sebagai cabup.

Setelah gagal di pilkada, Wiwaha maju sebagai caleg DPR dari PAN di Daerah Pemilihan (Dapil) Jateng V meliputi Solo, Sukoharjo, Klaten, dan Boyolali dalam Pemilu 2024. Namun, Wiwaha kalah bersaing dengan koleganya, Muhammad Hatta, yang diperkirakan lolos ke parlemen.

“Jika melihat komposisi kursi di parlemen, mestinya ada tiga poros pasangan calon. PDIP tentu bisa mengusung sendiri pasangan calon. Sementara, parpol lain harus berkoalisi,” papar dia.

Pernyataan senada diungkapkan Sekretaris DPD PAN Sukoharjo, Narno Raharjo. Narno mengatakan komunikasi politik dengan pengurus parpol lain baru sebatas informal. Belum ada pembicaraan serius yang mengarah ke sikap partai dalam kontestasi pilkada.

Narno masih memantau konstelasi politik di Sukoharjo yang tidak menutup kemungkinan bisa berubah setiap saat. “Silaturahmi-silaturahmi masih berjalan. Hanya bersifat informal dengan partai lain. Saya kira partai lain juga demikian. Masih memantau dinamika peta politik,” urai dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya