SOLOPOS.COM - Ilustrasi pergerakan kurs rupiah (Dwi Prasetya/JIBI/Bisnis)

Kurs rupiah terjun hari ini setelah sempat menguat tajam kemarin.

Solopos.com, JAKARTA — Kurs rupiah kembali tertekan dan anjlok signifikan sepanjang perdagangan hari ini, Selasa (15/3/2016). Rupiah ditutup di level Rp13.164/dolar AS atau melemah 107 poin (0,82%).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sebelumnya pada Selasa pagi, Bloomberg Dollar Index mengemukakan rupiah dibuka menguat 15 poin atau 0,11% ke Rp13.072/dolar AS. Seperti diketahui indeks dolar Amerika Serikat pada penutupan perdagangan Senin atau Selasa pagi menguat 0,47% dan merupakan kenaikan di hari kedua.

Di dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan aktivitas perdagangan internasional Indonesia sepanjang Februari 2016 menghasilkan surplus US$1.140 juta. Kinerja perdagangan membaik setelah membukukan surplus US$50,6 juta pada Januari 2016.

Nilai ekspor Indonesia masih merosot pada Februari, namun laju penurunan tertahan dari anjlok 20,72% year on year pada Januari menjadi turun 7,18% pada Februari 2016. Adapun nilai impor turun 11,71% pada Februari.

PT Samuel Sekuritas Indonesia mengungkapkan penguatan rupiah hari ini masih tertahan karena tengah menunggu data neraca perdagangan yang dirilis tadi siang tersebut. “Penguatan rupiah akan tertahan karena menunggu nerasa perdagangan yang diperkirakan bertambah surplusnya ke kisaran US$1 miliar,” terang Rangga Cipta, Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Selasa (15/3/2016).

Dia menambahkan rupiah stabil tertahan penguatannya di atas Rp13.000/dolar AS kemarin di saat mayoritas kurs di Asia masih menikmati penguatan. Penguatan tersebut bisa semakin mencegah rupiah menguat lebih dalam walaupun ke depan ruang penguatan masih terbuka. Hal ini karena adanya peluang kenaikan FFR target yang masih kecil, serta peluang pemangkasan BI rate yang masih tinggi.

“Dolar berpeluang kuat di Asia hari ini,” ucapnya.

Indeks dolar AS mulai “menghangat” di saat bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve) akan memulai rapatnya pada hari ini (Selasa malam WIB), dan akan berlangsung dalam dua hari (15-16 Maret 2016). Meskipun sebagian pasar meyakini belum akan ada kenaikan The Fed Rate pada pertemuan Maret ini, indeks dolar AS menguat.

Setelah dalam satu dekade tidak mengalami perubahan, pada 16 Desember 2015, Fed menaikkan suku bunganya menjadi 0,5%. Bank of Japan menetapkan suku bunga acuan mereka tidak berubah yang berada pada angka -0,1% dalam pertemuan yang diadakan pada 14 – 15 Maret 2016.

Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikutip Bloomberg, BoJ menetapkan suku bunga acuan mereka tidak berubah alias stagnan seperti sebelumnya yakni -0,1%. Angka tersebut yang ditetapkan pada 29 Januari 2016 atau turun 20 basis poin. Kepala Ekonom NLI Research Institute Yasuhide Yajima mengatakan BoJ akan terus menunggu dan melihat untuk sementara waktu.

Sebelumnya, ECB pada 10 Maret telah meluncurkan dosis yang lebih agresif dari stimulus moneter yang telah diantisipasi banyak analis, namun banyak investor masih kecewa. Perbaikan kinerja ekspor mendorong surplus neraca perdagangan Indonesia ke atas US$1 miliar pada Februari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya