SOLOPOS.COM - Ilustrasi karyawan bank menghitung uang pecahan Rp100.000. (Rahmatullah/JIBI/Bisnis Indonesia)

Kurs rupiah pagi ini dibuka melemah 0,15% ke level Rp13.440/US$.

Solopos.com, JAKARTA — Bloomberg Dollar Index mengemukakan saat dibuka hari ini, Jumat (24/7/2015) rupiah melemah 0,15% ke Rp13.440 /US$.

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

Pada pukul 08.03 WIB, rupiah melemah 0,13% ke Rp13.437. Sementara pada penutupan perdagangan Kamis, (23/7/2015) kemarin, rupiah melemah 45 poin atau 0,34% ke Rp13.420 /US$.

Terpantau pada pukul 08.57 WIB, rupiah terus melemah hingga 0,28% ke Rp13.457. Rupiah masih tertekan di level terlemah saat perdagangan bursa saham dimulai, terdepresiasi 34 poin atau 0,28% ke Rp13.457 per dolar AS.

Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Jumat, masih dalam tekanan.

“[Diharapkan] pelemahan dolar bisa bantu kurangi tekanan terhadap rupiah hari ini,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini.

Dia mengemukakan euro menguat tajam hingga pagi ini, merespons parlemen Yunani yang mendukung persyaratan pemberi kredit.

Di sisi lain, ujar dia, data initial jobless claims AS yang turun ke titik terendah semenjak 1973, gagal mendorong penguatan dolar.

Di saat bersamaan rilis laporan keuangan perusahaan AS kuartal II/2015 memburuk.

“Dollar index dan yield US Treasury sama-sama turun tajam hingga pagi ini,” kata Rangga.

Dia menuturkan rupiah mencapai level terlemah, dan Bank Indonesia masih menjaga volatilitas.

“Buruknya performa perusahaan AS, mungkin dapat memberikan bantuan untuk rupiah yang hingga kemarin sore tertekan ke titik terlemah semenjak 17 tahun terakhir,” kata Rangga.

Rupiah melemah bersama mata uang lain dan juga indeks harga saham gabungan (IHSG).

Rangga mengatakan harapan inflasi yang akan turun, masih membantu penguatan SUN, walaupun tipis.

“Kenaikan bea masuk untuk berbagai barang impor bisa baik untuk produsen domestik, tetapi jika itu membangkitkan ketakutan pada pemerintah yang proteksionis, dalam jangka pendek pengaruhnya bisa negatif untuk aliran dana asing,” kata Rangga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya