SOLOPOS.COM - Model menunjukkan uang rupiah kertas dan logam tahun emisi 2016 di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin (19/12/2016). (JIBI/Bisnis/Nurul Hidayat)

Nilai tukar rupiah hari ini, Jumat (9/6/2017) dibuka melemah tujuh poin ke level Rp13.305/US$.

Solopos.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka melemah 7 poin atau 0,05% ke level Rp13.305 per dolar AS, Jumat (9/6/2017).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pada perdagangan Kamis (8/6/2017), pergerakan nilai tukar rupiah berhasil ditutup dengan rebound , mengakhiri pelemahan dua hari perdagangan sebelumnya, meski mayoritas mata uang lainnya di Asia terpantau terdepresiasi.

Rupiah ditutup menguat 0,04% atau 5 poin ke Rp13.298 per dolar AS, setelah dibuka dengan pelemahan 0,13% atau 17 poin di posisi 13.320. Sepanjang perdagangan kemarin, rupiah bergerak di kisaran Rp13.293 – Rp13.325 per dolar AS.

Adapun pada perdagangan Rabu (7/6/2017), rupiah ditutup melemah 0,05% atau 6 poin di posisi 13.303 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama sore ini terpantau naik 0,10% atau 0,095 poin ke 96,843 pada pukul 16.29 WIB. Sebelumnya indeks dolar dibuka turun tipis 0,05% atau 0,052 poin di level 96,696, setelah pada perdagangan Rabu ditutup menguat 0,05% di posisi 96,586.

Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini di saat mayoritas mata uang lainnya di Asia bergerak melemah. Yen Jepang memimpin pelemahan kurs Asia dengan 0,23%, diikuti oleh ringgit Malaysia yang terdepresiasi 0,18%.

Nilai tukar yen sebelumnya mampu menguat terhadap dolar AS setelah bank sentral Jepang (Bank of Japan/BOJ) dikabarkan mengkalibrasi ulang komunikasinya untuk mengakui pemikiran tentang bagaimana cara untuk mencabut stimulus moneter.

“Kabar tentang potensi BOJ berbicara tentang strategi keluar dari program QE mereka mendorong dollar-yen lebih rendah,” kata Khoon Goh, kepala penelitian Asia di Australia & New Zealand Banking Group Ltd., dikutip Bloomberg.

Namun, ia tidak berpikir efek pada yen akan bertahan lama. Akan bijaksana jika bank sentral itu memikirkan bagaimana cara keluar dari kebijakan moneter yang tidak konvensional, namun bukan berarti hal itu akan terjadi dalam waktu dekat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya