SOLOPOS.COM - Ilustrasi uang tunai rupiah dan valuta asing (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Kurs rupiah perlu diantisipasi pemerintah demi hindari resesi ekonomi.

Solopos.com, JAKARTA — Pemerintah diimbau menentukan arah sektor industri dan komoditas untuk menggenjot ekspor di tengah perang kurs dan devaluasi kompetitif negara-negara tetangga agar terhindar dari resesi ekonomi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Martin Panggabean, Chief Economist & Strategic Investment Indonesia Green Investment Cooperation (IGIco) Adversory, mengatakan pemerintah perlu menetapkan skala prioritas industri ditengah tren perang kurs di antara negara-negara yang memiliki kekuatan ekspor relatif sama.

Kabinet Kerja juga dinilai perlu menggenjot ekspor ke berbagai negara strategis yang perekonomiannya sedang pulih dan tumbuh signifikan. “Untuk jangka pendek, rupiah dan inflasi makin memperlemah sektor riil,” ungkapnya seperti dikutip dalam siaran pers Proyeksi Ekonomi Indonesia pada Semester II/2015, Selasa (16/6/2015).

Secara fundamental, sambungnya, pelemahan memang dipicu oleh defisit transaksi berjalan dan fiskal, namun diperkitakan segera membaik. Pelemahan kurs rupiah juga didorong oleh devaluasi kompetitif negara-negara tetangga, termasuk Jepang.

Banyak negara dengan sengaja memperlemah mata uangnya sekitar 5%-15%, bahkan Jepang melemah sampai 25%. Sedangkan Indonesia hanya mengalami pelemahan riil 10%. “Jika tidak terjadi devaluasi, sulit menggerakkan ekspor kita, terutama CPO dan kakao. Kementerian Pertanian adalah salah satu yang seharusnya bisa memanfaatkan kondisi ini,”tuturnya.

Dalam jangka menengah ada harapan riil dari sisi ekspor. Maka itu, Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Kementerian KKP dan Kementerian ESDM  harus bersiap. Sementara itu, Kementerian Perindustrian harus menetapkan skala prioritas industri yang lebih responsif mendorong kinerja ekspor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya