KURS RUPIAH : Harga Minyak Naik, Rupiah Ditutup Melemah Tipis 1 Poin

Kurs rupiah hari ini mengakhiri penguatan selama beberapa hari sebelumnya seiring menguatnya harga minyak dunia.

Solopos.com, JAKARTA — Kurs rupiah mengakhiri tren penguatannya hari ini, Kamis (25/2/2016). Rupiah ditutup di level Rp13.413/dolar AS atau melemah tipis 1 poin (0,01%). Pelemahan rupiah ini terjadi seiring menguatnya harga minyak dunia hari ini.

Promosi Simak! 5 Tips Cerdas Sambut Mudik dan Lebaran Tahun Ini

Padahal Kamis pagi, Bloomberg Dollar Index mengemukakan rupiah dibuka menguat 16 poin atau 0,12% ke Rp13.396/dolar AS. Hal ini melanjutkan penguatan setelah rupiah sempat ditutup menguat 16 poin di Rp13.412/dolar AS. Penguatan rupiah kemarin terjadi saat pasar uang dibayangi pelemahan harga minyak yang memicu kekhawatiran pasar sehingga kembali memburu aset safe haven.

Rupiah mulai berbalik tertekan pada pukul 08.57 WIB atau menjelang pembukaan perdagangan bursa saham dan diperdagangkan melemah 15 poin atau 0,11% ke Rp13.427/dolar AS. Rupiah melemah di saat mata uang lainnya di ASEAN menguat.

Sedangkan Jisdor kembali ke ke tren positif setelah kemarin terkoreksi ditopang inflasi dan pergerakan harga minyak. Data Bank Indonesia menunjukkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menguat 30 poin atau 0,22% ke Rp13.416/dolar AS.

“Sentimen buruk akibat intervensi pemerintah di ekonomi sudah mereda tetapi ketidakpastian belum hilang seluruhnya. Harga minyak yang kembali naik bisa memberikan dorongan terhadap aset berdenominasi rupiah untuk menguat pada perdagangan hari ini,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Kamis (25/2/2016).

Sementara itu, analis First Asia Capital David Sutyanto mengatakan penguatan harga minyak mendorong IHSG berpeluang bergerak di teritori positif. “Penguatan harga minyak mentah akan kembali memicu spekulasi beli atas saham sektoral berbasiskan komoditas. Sentimen pasar juga akan digerakkan dengan sejumlah isu individual emiten terkait dengan rilis laba 2015,” kata David dalam risetnya yang diterima hari ini, Kamis.