SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Solopos/Reuters)

Solopos.com, SOLO — Naiknya kurs atau nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap rupiah membuat masyarakat berbondong-bondong melakukan aksi jual. Penjualan dolar meningkat tajam sejak adanya pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar, Agustus lalu.

Kepala Cabang Bank Mutiara Solo, Ekagara Rendra Kusuma, mengatakan aksi jual dolar oleh masyarakat meningkat dua kali lipat dari hari biasanya. “Peningkatan aksi jual ini mulai terasa ketika nilai tukar rupiah terhadap dolar lebih dari Rp11.000,” kata Ekagara kepada Solopos.com, Jumat (29/11/2013).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ekagara mengatakan kebanyakan aksi jual ini dilakukan oleh pribadi (bukan perusahaan) karena masyarakat yang memiliki dolar menilai kurs saat ini sudah tinggi. Namun menurut dia, ada sebagian orang yang masih menunggu situasi pasar karena ada yang menilai saat ini belum badai ekonomi yang sebenarnya. Ekagara menyampaikan badai ekonomi akan terjadi apabila Amerika Serikat mencabut stimulus quentitative easing (QE).

Sementara itu, untuk aksi beli, Ekagara menyampaikan tidak ada perubahan jika dibandingkan saat nilai tukar dolar belum mengalami kenaikan. Menurut dia, selama ini kebanyakan yang membeli dolar adalah korporasi. “Personal ada yang membeli tapi tidak banyak. Mereka membeli karena ini sudah akhir tahun jadi masyarakat ingin berlibur ke luar negeri,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya