SOLOPOS.COM - Ilustrasi dolar (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, JAKARTA–Pelaku industri tepung terigu di Indonesia tidak khawatir atas kenaikan nilai tukar rupiah sekitar 15%. Hal itu dikarenakan harga gandum internasional menurun 15%.

Direktur Eksekutif Asosiasi Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) Ratna Sari Lopies mengatakan harga tepung terigu dalam negeri tergantung dua hal, harga gandum internasional dan nilai tukar rupiah.

Promosi Bertabur Bintang, KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2024 Diserbu Pengunjung

“Ya memang saat ini nilai tukar rupiah naik sekitar 15%, tapi harga gandum internasonal juga turun 15%. Jadi hasilnya seimbang, [pelaku] industri tak berpengaruh,” terang Ratna, di Kantor Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Jumat (29/11/2013).

Ratna mengatakan penurunan harga gandum internasional diketahui sejak September 2013. Sebelum ada penurunan, harga gandum internasional US$ 350/ton. Dengan ada penurunan sekitar 15%, kata Ratna, harga gandum internasional saat ini sekitar US$ 290/ton. “Harga terigu relatif standar.Enggak kayak kedelai dan gula [biaya produksinya naik],” terangnya.

Dia menjelaskan harga tepung terigu tak berpengaruh atas kenaikan bahan bakar minyak (BBM) dan kenaikan listrik. Kenaikan biaya produksi itu masih bisa diimbangi dengan harga bahan baku (gandum) internasional yang menurun. Dia menjelaskan kebutuhan terigu di Indonesia saat ini berkisar 4,5 juta-4,8 juta/ton/tahun. Ratna mengklaim kebutuhan terigu tahun depan diprediksi naik 7%.
”Karena terigu menjadi kebutuhan kedua setelah beras. Untuk trendnya tiap tahun naik 7%. Tahun kemarin juga sama,” kata dia.

Ratna memaparkan selama ini ekspor produk domestik terbanyak ke Filipina, Korea Selatan dan Timor Timur. Dia menerangkan selama ini gandum sebagai bahan baku tepung terigu kebanyakan diimpor dari Australia, Kanada. Impor gandum ini pun meningkat 15% pada semester I/2013, dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Di dalam asosiasi itu macam-macam. Ketika harga impor bagus, dia impor. Biasanya mereka ya tenang-tenang saja. Dan yang tidak membuka akses impor ini kan yang terimbas,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya