Ah-tenane
Rabu, 14 September 2011 - 13:46 WIB

Kurma Jawa

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Ramadan lalu, job persewaan busana pengantin Bu Lady Cempluk sepi. Hal tersebut dimanfaatkan juragan persewaan busana Jawa yang tinggal di Joyosuran ini untuk merawat pakaian pengantin serta jarik-jariknya.
Sore itu sebelum arisan PKK di kampungnya, Bu Cempluk pergi ke pasar membeli lerak satu tas kresek untuk mencuci jarik, sekaligus beli menu buka puasa. Sampai di rumah, belanjaannya itu ditaruh di meja makan, lalu segera ganti baju seragam PKK.

“Plo, nanti kalau buka sudah tak siapke di meja makan. Bapak hari ini masuk sore, jadi kamu buka sendirian,” pesan Bu Cempluk kepada Jon Koplo, anaknya, sebelum berangkat arisan.

Advertisement

“Ya Bu,” jawab Koplo masih setengah ngantuk.

Beberapa jam kemudian azan Magrib berkumandang. Koplo pun langsung mencolot dari ranjangnya dan menuju meja makan. Di situ ada gado-gado dan es buah kesukaannya. Namun ketika pandangannya tertuju ke arah tas kresek hitam, Koplo jadi penasaran, lalu membukanya.

“Waaah ada kurma nih!” gumam Koplo.

Advertisement

Tanpa diperiksa lebih dahulu, Koplo pun mengambil satu biji dan… mak capluk, buah warna cokelat itu pun masuk ke mulutnya. Namun ketika dikunyah…. Koplo gebres-gebres, “Hueeek…! kurma kok rasane kaya ngene?” omelnya sambil nglepeh “kurma” yang dimakannya itu.

Ketika ibunya pulang, Koplo langsung komplain,” “Bu, kurma yang di meja makan itu kok nggak enak ta?
Bu Cempluk yang merasa tidak membeli kurma langsung tanggap, bahwa yang dimakan Koplo tadi pasti lerak.

“Woalah, anakku cah bagus. Itu bukan kurma tapi lerak, untuk mencuci jarik, bukan untuk dimakan,” katanya sambil ngguyu kepingkel-pingkel

Advertisement

Wasis Suharsono, Jl Cisedane II No 8, Harjodipuran RT 01/RW VI, Joyosuran, Solo

Advertisement
Kata Kunci : Jon Koplo Kurma Lerak Puasa
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif