SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/google image)

Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/google image)

GUNUNGKIDUL—Rencana Komisi Penanggulangan AIDS Yogyakarta yang akan melakukan ujicoba kurikulum HIV/AIDS pada sekolah menengah 2013 mendatang mendapat berbagai tanggapan.

Promosi Alarm Bahaya Partai Hijau di Pemilu 2024

Komisi D DPRD Gunungkidul menyatakan belum ada rencana pemberlakuan kurikulum tersebut karena angka penderita HIV/AIDS di Gunungkidul belum separah Jogja sehingga belum terlalu mendesak untuk diberlakukan. Sedangkan pihak BPMPKB menyatakan pemberlakuan kurikulum tersebut hanya akan menambah beban belajar siswa.

Kepada Harian Jogja Jumat (30/11/2012), Sekretaris Komisi D DPRD Gunungkidul, Heri Nugroho mengatakan komisinya belum akan memberlakukan kurikulum tersebut di Gunungkidul. Heri beralasan, kasus HIV/AIDS di Gunungkidul belum mencapai taraf mengkhawatirkan. Selain itu resiko penularan penyakit tersebut di Gunungkidul masih rendah.

Meskipun demikian, Heri megatakan pihaknya tetap akan mengkaji berbagai kemungkinan diberlakukannya kurikulum ini di berbagai sekolah menengah di Gunungkidul. “Akan kami tinjau lagi, kalau memang bagus mungkin akan kami sarankan ke Dinas Pendidikan” tutur Heri.

Sementara itu, pendapat berbeda disampaikan oleh Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Anak BPMPKB Siti Isnaeni Dekoningrum. Menurutnya, tambahan muatan lokal HIV/AIDS di sekolah justru akan membebani siswa.

“Kalau untuk pengenalan tentang AIDS cukup dengan sosialisasi rutin beberapa bulan sekali, tidak perlu sampai dibuatkan kurikulum baru” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya