SOLOPOS.COM - Siswa SMP Muhammadiyah Program Khusus Solo melakukan pengamatan komponen biotik dan abiotik di Lapangan Kota Barat Solo, Senin (24/3/2014). (JIBI/Solopos/Dok)

Solopos.com, SOLO– Puluhan siswa tampak berkumpul dengan masing-masing kelompoknya di salah satu ruang kelas di SMP Muhammadiyah Program Khusus (PK) Surakarta. Ada yang sibuk mengamati sesuatu dari balik layar laptop, sementara yang lain sibuk mengamati bungkus makanan ringan kemasan, maupun botol minuman kemasan.

Seperti itulah pemandangan yang terlihat di ruang kelas 8 di sekolah tersebut saat mata pelajaran IPA. Salah satu siswi, Shofiayumna Felisya Putri, mengatakan dia dan teman-temannya hari itu, Rabu (16/7/2014), sedang melakukan penelitian mengenai kandungan yang ada di makanan dan minuman kemasan yang dijual di pasaran. “Kegiatan hari ini adalah mengamati ada atau tidaknya zat adiktif pada makanan dan minuman. Kemudian plastik pembungkus makanan juga. Dicari kira-kira ada tidak kandungan yang berbahaya bagi tubuh,” terang dia saat ditemui solopos.com di kelasnya, Rabu.

Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

Dia menceritakan cara untuk meneliti zat-zat yang terkandung dalam makanan-makanan tersebut adalah dengan melihat komposisinya. “Kemudian bahan-bahan tersebut dilihat di internet, untuk apa sebenarnya fungsi bahan itu, kemudian dampak untuk tubuh manusia itu apa?” jelas dia. Dari pengamatannya, Shofiayumna mengatakan dalam makanan kemasan banyak mengandung zat kimia. Amonium bikarbonat, inosinat, dan guanilat adalah beberapa zat di antaranya.

Sementara itu Humas SMP Muhammadiyah PK, Hendro Susilo, mengatakan kegiatan tersebut merupakan sarana untuk memperkenalkan anak pada pembelajaran pendekatan saintifik di Kurikulum 2013.

“Di sini ada prinsip 5 M yang diterapkan. Pertama adalah Mengamati, Menanya, Mengumpulkan data, Mengolah data, dan Mengkomunikasikan,” ujar dia, Rabu. Hendro mengatakan kegiatan pembelajaran mata pelajaran IPA dengan tema Zat Adiktif Pada Makanan tersebut diikuti oleh siswa kelas 8 sejumlah 53 anak.

Menurut dia metodologi pembelajaran pada Kurikulum 2013 memang menuntut siswa untuk lebih aktif, dan mengurangi ceramah yang dilakukan oleh guru. Meski menurutnya pola pembelajaran tersebut sudah dilakukan di SMP Muhammadiyah PK, namun pengenalan pola pembelajaran Kurikulum 2013 tetap dinilai penting dilakukan. Untuk itu pada minggu pertama masuk sekolah ini akan digunakan untuk kegiatan pengenalan Kurikulum 2013. “Jadi ini prakondisi mengarah ke sana [Kurikulum 2013],” lanjut dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya