SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Foto Ilustrasi
JIBI/Harian Jogja/Antara

Harianjogja.com, JOGJA—Dua pekan setelah implementasi Kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan menambah jumlah sekolah sasaran.

Promosi Ada BDSM di Kasus Pembunuhan Sadis Mahasiswa UMY

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Jogja, Edi Heri Suasana mengatakan, saat ini ada sekitar 35 sekolah di Kota Jogja yang ditunjuk menjadi pelaksana kurikulum.

Jumlah tersebut mencakup jenjang pendidikan SD hingga SMA atau SMK dan diprioritaskan bagi eks Rintisan Sekolah Berstandar Internasional.
Edy mengakui, diawal pelaksanaan Kurikulum 2013, masih terdapat sejumlah kendala.

Ekspedisi Mudik 2024

Dalam perjalanan ditemukan respon positif. Atas alasan itu, Kemendikbud berencana menambah jumlah sasaran. Direncanakan sekolah sasaran dapat memulai kebijakan pada semester genap.

“Idealnya memulai kurikulum baru di tahun ajaran baru. Namun karena sekolah di Jogja sudah relatif siap, tidak perlu lagi menunggu 2014 untuk menambah sekolah sasaran,” jelasnya saat ditemui di SMA Bopkri Dua (Boda), Jumat (2/8).

Sampai saat ini Edy mengaku, Disdik Kota Jogja masih memilah sekolah-sekolah yang akan menjadi pelaksana Kurikulum 2013. Bagi sekolah yang berminat, imbuh dia, sekolah dapat mengajukan diri.

Adapun syarat yang dikenakan seperti yang terungkap dalam delapan standar pendidikan Indonesia. Misal sekolah memiliki prestasi, SDM yang memadai, potensi input yang stabil dan kelengkapan sarana prasarana.

Dalam waktu dekat, guru-guru dari sekolah sasaran yang ditunjuk akan memulai pelatihan. Penanggung jawab pelatihan kali ini kembali diemban Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) DIY dan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (P4TK) DIY.

Anggaran pelatihan guru-guru untuk sekolah sasaran akan ditanggung LPMP DIY dan P4TK DIY. Khusus untuk jenjang pendidikan SD akan mendapat dukungan dari masing-masing Unit Pelaksana Teknis (UPT).

Dalam waktu dekat Disdik Kota Jogja akan mengumpulkan instruktur nasional asal Jogja. Melalui pertemuan ini diharapkan setiap instruktur memiliki pola pikir global mengenai kurikulum baru. Dengan demikian proses yang dihasilkan sekolah yang satu sama lain memiliki standar sama.

Menanggapi kebijakan sekolah sasaran ditambah, Ketua Umum Yayasan Bopkri, Purnawan Hardianto menyampaikan yayasan selalu mendukung kebijakan pemerintah pusat dan daerah.

“Kurikulum 2013 bukan hanya masalah knowledge tetapi juga pendidikan karakter. Hal ini bagus untuk siswa kami,” imbuhnya.

Bila sekolah di bawah Yayasan Bopkri ditunjuk sebagai pelaksana Kurikulum 2013 mulai tahun ini atau tahun depan, ia menyatakan sekolah akan mempersiapkan diri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya