SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Kurikulum 2013 menurut DPKS belum bisa diterapkan 100% karena mental guru belum siap.

Solopos.com, SOLO – Dewan Pendidikan Kota Solo (DPKS) menilai mental para guru saat ini masih belum siap untuk menerapkan Kurikulum 2013 (K-13).

Promosi Hari Ini Jadi Cum Date Dividen Saham BBRI, Jangan Ketinggalan THR dari BRI

Alasannya, kurikulum yang digodok di era Menteri Pendidikan Muhammad Nuh tersebut memuat nilai-nilai pendidikan secara menyeluruh dan mendalam.

Ketua DPKS, Joko Riyanto, mengatakan harus diakui saat ini mental para guru, tak terkecuali guru di Kota Solo, masih belum siap jika model pendidikan K-13 dijalankan secara total 100% saat ini.

Ekspedisi Mudik 2024

Pasalnya, cakupan K-13 sangat komprehensif. Tak hanya pendidikan yang berorientasi pada kecerdasana pikiran, namun, kata dia, juga budi pekerti, baik guru maupun muridnya.

“Kalau melihat nilai-nilai yang dikandung dalam K-13 yang sangat komprhensif itu, nampaknya mental guru kita belum siap,” ujar Joko, Senin (21/9/2015).

Joko menjelaskan subtansi dari K-13 sangat baik. Para siswa diajak menjadi siswa yang kreatif, inovatif, dan juga kritis. Posisi seorang guru lebih banyak mendampingi, ketimbang memberikan ceramah.

Di sinilah, kata dia, para siswa dituntut menjadi siswa aktif untuk belajar dan menemukan jawaban-jawaban atas permasalahan yang dihadapinya.

“Makanya, pemerintah sekarang sudah mulai menggalakkan lagi K-13. Saat ini, sedang penataan kesiapan, dimulai dari para pengawasnya,” papar dia.

Awal bulan depan, kata Joko, pihaknya selaku pengawas SMP sudah mulai mengikuti penataran khusus K-13 selama beberapa hari. Selanjutnya, penataran menyasar para kepala sekolah dan terakhir adalah para guru sebagai ujung tombak pendidikan di sekolah.

“Guru menjadi contoh dalam penerapan K-13 ini. Jadi, targetnya bukan hanya siswa, namun juga guru,” papar dia.

Joko mengatakan K-13 ini harus tuntas setidaknya dalam tiga-empat tahun ke depan. Di Kota Solo, kata dia, sejumlah sekolah memang sudah mulai mencoba rintisan K-13. Untuk sekolah setingkat SMP, ada 12 sekolah yang mencoba rintisan K-13.

Pegiat Masyarakat Peduli Pendidikan Solo (MPPS), Hariyanto, juga mengungkapkan hal serupa. Menurut Hariyanto, K-13 sepertinya diterima bagi sejumlah kalangan, meski sempat terjadi ontran-ontran di awal pergantian menteri pendidikan.

“Artinya, K-13 selama ini cukup baik karena nyaris tanpa ada pengaduan,” paparnya.

Meski demikian, MPPS akan tetap kritis menyikapi K-13 yang sebagian sekolah sudah mulai menerapkan. Ia berharap, K-13 tidak dijadikan alasan pihak sekolah untuk menarik pungutan kepada wali murid.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya