SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi JIBI/Harian Jogja/Antara

Kurikulum 2013 dihentikan, orang tua khawatir psikis anak terganggu lantaran sistem pendidikan mengalami perubahan dengan cepat.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Sejumlah wali murid di Gunungkidul meminta kejelasan tekait kurikulum yang diterapkan sekolah. Perubahan yang kurikulum akhir- akhir ini ditakutkan akan berdampak terhadap kondisi psikis anak.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Keluhan salah satunya diungkapkan oleh Soekirman, wali murid salah satu murid di Sekolah Dasar Wonosari Baru. Menurut dia, pemerintah terkesan bingung terhadap kurikulum yang akan diterapkan di sekolah.

“Kemarin sekolah diminta untuk tetap menerapkan Kurikulum 2013, tapi tak berselang lama ada imbauan untuk menggunakan kurikulum 2006,” kata Soekirman kepada Harianjogja.com, Senin (26/1/2015).

Menurut dia, sudah seharusnya pemerintah harus konsisten terhadap model belajar yang diterapkan. Sebab, pergantian kurikulum yang terlalu cepat bisa berdampak terhadap kondisi psikis anak.

“Saya saja yang sebagai orang tua bingung, apa lagi anak? Menurut saya, tidak masalah adanya pergantian kurikulum, tapi jangan sampai asal ganti saja. Sebab, anak juga butuh penyesuaian dalam pembelajaran,” seru pria asal Playen itu.

Hal senada juga diungkapkan,Purwanto, orang tua siswa dari SD Mujahidin, Wonosari. Dia pun berharap adanya kepastian terkait kurikulum yang akan digunakan. “Bayangkan belum ada satu tahun ajaran, tapi ini sudah gonta ganti kurikulum,” keluhnya.

Dia pun berpendapat kebijakan tersebut juga memberikan dampak terhadap progam pendampingan belajar di rumah. Sebab, tidak mungkin anak-anak dibiarkan belajar sendiri.

“Terkadang kami di rumah juga kesusahan saat ditanya anak tentang materi pelajaran. Harusnya, ada kajian yang mendalam sebelum kurikulum itu digunakan,” ungkapnya.

Purwanto berpendapat, secara materi proses pembelajaran dengan Kurikulum 2006 lebih mudah, karena materi yang diajarkan lebih pasti dari sisi mata pelajarannya.

“Kalau Kurikulum baru mata pelajarannya diberikan dalam bentuk tema, jadi agak susah untuk memahaminya. Kebijakan untuk menggunakan kurikulum lama, juga mengharuskan untuk beradaptasi lagi, apalagi sudah menggunakan Kurikulum 2013 selama satu semester,” kata pria asal Bobung, Patuk itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya