SOLOPOS.COM - Ilustrasi kurikulum 2013 (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Kurikulum 2013 dihentikan dan pemberlakuan kurikulum 2006 membutuhkan waktu dan usaha ekstra untuk diterapkan.

Harianjogja.com, SLEMAN-Perubahan kurikulum membuat siswa SMA kelas X harus kembali mengikuti pembelajaran dalam program umum. Padahal, semester ganjil lalu mereka sudah dipisahkan menjadi dua jurusan, yaitu Matematika dan Ilmu Alam (MIA) dan Ilmu-ilmu Sosial (IIS)

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Awalnya anak-anak kaget. Dalam Kurikulum 2013, penjurusan dimulai sejak kelas X. Tiba-tiba sekarang harus dicampur dalam program umum. Itu adalah konsekuensi karena kita kembali pakai Kurikulum 2006,” ungkap Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMA Negeri 1 Ngemplak, Sigit Susilo, Kamis (29/1/2015).

Sigit mengaku pihaknya cukup kerepotan dalam masa transisi kembali diberlakukannya Kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Siswa maupun guru sama-sama butuh waktu untuk penyesuaian. Apalagi, banyak mata pelajaran yang jelas mengalami perubahan jam.

Akibat sudah dijuruskan, sebagian siswa, khususnya kelas X, jadi dituntut cepat memahami materi dalam mata pelajaran yang tidak dia dapat saat semester ganjil kemarin.

“Apa yang didapat kelas MIA, bisa jadi sama sekali tidak ada dalam materi kelas IIS. Kami lantas harus melakukan matrikulasi untuk menyampaikan materi tertentu,” ucap Sigit

Matrikulasi tersebut ternyata membuat siswa-siswa SMA kelas X sempat mengeluh kesulitan.

“Saat mulai kembali ke KTSP kemarin Senin (26/1/2015), awalnya mereka mengeluh. Tapi bagaimanapun karena ini kebijakan pusat, sekolah tetap harus melaksanakannya,” kata Sigit menambahkan.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Sleman, Arif Haryono pun tidak mengakui, siswa SMA kelas X perlu penyesuaian lebih dibanding lainnya.

“Penjurusan pada Kurikulum 2013 dimulai sejak kelas X, sementara KTSP itu sejak kelas XI. Pasti butuh banyak penyesuaian, baik oleh siswa maupun guru,” ungkapnya.

Akhir pekan ini, seluruh sekolah nonpercontohan di Kabupaten Sleman harus sudah kembali menjalankan KTSP. Meski demikian, Arif menambahkan pihaknya tidak akan memberikan sanksi jika masih ada sekolah nonpercontohan yang belum mulai kembali ke KTSP pada pekan ini.

“Tidak masalah. Kami memaklumi karena memang dibutuhkan banyak persiapan, seperti menyusun jadwal pelajaran, pembagian tugas guru, hingga persiapan bahan ajar,” ujar Arif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya