SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Kurikulum 2013 di Sleman baru diterapkan di 32 sekolah

Harianjogja.com, SLEMAN-Wacana Pemerintah Pusat untuk menerapkan Kurikulum 2013 secara merata di semua sekolah belum dapat dilaksanakan di Sleman. Penerapannya baru bisa bertahap untuk beberapa sekolah saja.

Promosi Iwan Fals, Cuaca Panas dan Konsistensi Menanam Sejuta Pohon

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Sleman, Arif Haryono, mengatakan penerapan Kurikulum 2013 di Sleman baru dilakukan di 32 sekolah dari berbagai jenjang.

SD ada 13 sekolah, SMP enam sekolah, SMA delapan sekolah dan SMK lima sekolah. Sekolah-sekolah ini telah menerapkan Kurikulum 2013 selama tiga semester.

“Terhadap sekolah piloting [percontohan] Kurikulum 2013 ini kita lakukan berbagai penguatan karena sebagai ujung tombak. Dilakukan pendampingan kurikulum seperti pelatihan guru,” tandasnya, Sabtu (24/10/2015).

Harapannya ketika suatu saat pemerintah mendesak semua sekolah harus menggunakan Kurikulum 2013, sekolah piloting ini mampu mengajarkan teknisnya pada sekolah lain.

Arif mengatakan, sebenarnya seluruh sekolah sudah pernah menggunakan Kurikulum 2013 namun karena kemudian ada aturan bahwa yang wajib melaksanakan Kurikulum 2013 adalah yang sudah menerapkan selama tiga semester maka banyak sekolah yang beralih kembali pada Kurikukum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Terutama sekolah yang baru menerapkan Kurikulum 2013 baru satu semester.

Sementara saat ini muncul wacana lagi pada 2016 seluruh sekolah diminta menerapkan Kurikukum 2013. Salah satu hal yang membedakan Kurikukum 2013 dengan KTSP terletak pada pembelajarannya. Pada kurikulum 2013, siswa dituntut aktif. Guru juga tak hanya menilai kognitifnya tapi sampai sikap berbasis output dan prosesnya.

“Di Sleman masih bertahap. Belum semuanya. Nanti akan kita tentukan. Misal tahun depan berapa sasarannya,” kata Arif.

Sementara itu salah satu guru SD di Kecamatan Ngemplak, Reni Asmoro, melihat penerapan Kurikulum 2013 belum dapat dilakukan di semua sekolah. Masing-masing sekolah memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Ia sendiri mengakui salah satu titik kerumitan Kurikulum 2013 terletak pada mekanisme penilaian.

“Penilaiannya lebih rumit karena pakai deskripsi juga. Jadi nilainya bukan angka tapi deskripsi,”  kata guru SD Jaten, Desa Bimomartani, Kecamatan Ngemplak ini.

Ia berharap jika pemerintah menginstruksikan pada seluruh sekolah untuk menerapkan Kurikulum 2013, dibutuhkan pelatihan pada para guru di sekolah sampai guru dikatakan menguasai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya