SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kawasan Asia Pasifik (JIBI/Harian Jogja/Ilustrasi.google image)

JOGJA—Asian Ministerial Conference on Disaster Risk Reduction (AMCDRR) ke -5 di Jogja menelurkan 7 butir utama Deklarasi Yogyakarta. Deklarasi ini merupakan perjanjian internasional baru tentang pengurangan risiko bencana 55 negara seantero Asia Pasifik yang paling rawan bencana di dunia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tujuh butir utama yang dirangkum dalam Deklarasi Yogyakarta meliputi, Mengintegrasikan upaya pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim dalam program pembangunan nasional, melakukan kajian terhadap risiko finansial di tingkat lokal,menguatkan tata kelola risiko dan kemitraan di tingkat lokal, membangun ketangguhan masyarakat.

Kemudian mengidentifikasi hal-hal yang akan dicapai pasca Hyogo Framework for Action (HFA) 2015, mengurangi fator-faktor yang menjadi akar dari risiko bencana, dan mengimplementasikan isu-isu lintas sektoral dalam HFA.

Perwakilan Khusus dari Sekretaris Jenderal PBB untuk Program Pengurangan Risiko Bencana, Margareta Wahlstrom mengatakan deklarasi ini tidak mengikat. Tetapi bersifat panggilan setiap negara untuk melakukan pengurangan resiko bencana sendiri. “Ini adalah panggilan tiap negara untuk melakukan pengurangan resiko bencana,” katanya dalam jumpa pers di Jogja Expo Center, Kamis (25/10/2012).

Capaian deklarasi ini akan menjadi dasar bagi setiap negara untuk bisa menerapkan pengurangan resiko bencana yang terbaik bagi masyarakatnya. Salah satunya upaya tersebut dengan mengoptimalkan komunitas lokal dalam hal pengurangan bencana serta kemampuan anggaran untuk bencana.

Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sugeng Triutomo menambahkan bahwa deklarasi ini akan disosialisasikan kepada setiap Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) seluruh Indonesia. Saat ini dari 497 Kabupaten Kota di Indonesia baru ada 388 Kabupaten Kota yang memiliki BPBD. “Pasti akan sosialisasi kepada BPBD, tapi pembiayaannya ya daerah sendiri,” katanya.

Kepala BNPB Syamsul Maarif menambahkan, hal yang menjadi pertimbangan dalam deklarasi tersebut bahwa negara-negara di kawasan Asia Pasifik menyadari meningkatnya jumlah kejadian bencana dan perubahan iklim dalam dua tahun terakhir yang sangat signifikan.

Di sisi lain, pihak-pihak yang bekerja untuk pengurangan risiko bencana membutuhkan dukungan semua pihak untuk menerapkan hasil dari konferensi ke-5 AMCDRR ini. “Negara-negara peserta konferensi menyadari bahwa pengurangan risiko bencana adalah tanggung jawab kita semua” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya