SOLOPOS.COM - Para tokoh masyarakat dan tenaga kesehatan dari 32 desa di Gunungkidul mengikuti pelatihan konseling gangguan jiwa. Jumat (23/11/2012). (Gilang Jiwana/JIBI/Harian Jogja)

Para tokoh masyarakat dan tenaga kesehatan dari 32 desa di Gunungkidul mengikuti pelatihan konseling gangguan jiwa. Jumat (23/11/2012). (Gilang Jiwana/JIBI/Harian Jogja)

GUNUNGKIDUL—Berupaya mengurangi angka bunuh diri dan gangguan jiwa pada masyarakat Gunungkidul, Dinas Kesehatan Gunungkidul mengkader para tokoh masyarakat dan tenaga kesehatan dari 32 desa di Gunungkidul untuk dapat mengenali dan menanggulangi gejala gangguan kejiwaan di daerahnya. Jumat (23/11/2012). Mereka dilatih untuk dapat memberikan konseling untuk meringankan gejala gangguan jiwa.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Seksi Bina Pelayanan Dasar dan Rujukan Dinas Kesehatan Gunungkidul Martha Handoko ketika ditemui Harian Jogja mengatakan, pihaknya bekerjasama dengan RSUD Wonosari berusaha memberikan informasi dan edukasi untuk mendeteksi sejak dini berbagai gejala gangguan jiwa. Dia berharap, dengan adanya deteksi dini, angka bunuh diri akibat gangguan jiwa dapa ditekan secara signifikan.

Pelatihan deteksi dini gangguan kejiwaan ini diberikan kepada 32 desa se kabupaten Gunungkidul. Masing-masing desa mengirimkan 8 orang perwakilan yang terdiri dari petugas puskesmas hingga tokoh masyarakat.

Langkah ini diambil karena menurut Martha, sosok-sosok inilah yang berada paling dekat dengan masyarakat dan dapat memperhatikan kondisi kejiwaan warga secara langsung. “Dengan begitu mereka bisa langsung memberikan penanganan dini bila melihat gejala gangguan jiwa pada warganya” tutur Martha.

Sementara itu, Psikolog RSUD Wonosari Ida Rahmawati mengatakan, selama ini persepsi masyarakat mengenai gangguan jiwa masih berkutat pada gangguan jiwa berat seperti kegilaan.

Kenyataannya gangguan jiwa dapat muncul dalam bentuk yang paling ringan seperti perasaan tertekan. Gejala dini inilah yang menurutnya masih sulit terdeteksi, padahal bila gangguan kejiwaan masih dalam kondisi ringan, banyak cara pengobatan yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan penderita.

“Selama ini masyarakat masih percaya pada dukun untuk mengobati gangguan jiwa. Padahal secara medis ada cara penyembuhannya” katanya.

Ida menambahkan, masalah kesehatan jiwa merupakan tanggung jawab bersama setiap masyarakat. Artinya setiap orang memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang baik bagi kondisi kejiwaan warga di lingkungannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya