SOLOPOS.COM - Pengungsi di sekitar Jembatan Mojo, Semanggi, Pasar Kliwon, baru mengonsumsi obat-obatan dari Puskesmas Sangkrah karena mengalami demam dan pusing kepala, Selasa (29/11/2016). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Bantuan makanan yang warga terima kurang sesuai untuk balita maupun anak-anak.

Solopos.com, PASAR KLIWON — Sejumlah warga Kelurahan Semanggi, Pasar Kliwon, yang mengungsi akibat terdampak banjir. Pengungsi di tangul Sungai Bengawan Solo, sekitar Jembatan Mojo mengalami gejala demam dan pusing.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kader Kesehatan di Kelurahan Semanggi, Kartini, kepada Solopos.com, Selasa (29/11/2016), mengatakan puluhan pengungsi di tangul Sungai Bengawan Solo, sekitar Jembatan Mojo mengalami gejala demam dan pusing. Menurut dia, banyak warga yang tidak tidur semalaman untuk mengevakuasi barang di rumah mereka yang terendam air sungai. Warga juga waspada terhadap banjir yang bukan tidak mungkin meluap hingga tanggul.

“Warga kurang tidur. Beberapa dari mereka mual, demam, dan pusing. Kami sudah meminta obat kepada UPTD Puskesmas Sangkrah. Obat tersebut sudah diterima warga. Sebagian besar warga yang menderita sakit adalah berusia lansia. Kami sudah meminta mereka untuk banyak beristirahat. Kami juga meminta kepada masyarakat umum untuk menjaga kesehatan. Penyakit gatal dan diare mengancam mereka,” jelas Kartini saat ditemui Solopos.com di sekitar Jembatan Mojo, Selasa.

Bendahara II Tim Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) Semanggi, Lilik Ruly Wiyati, 44, mengaku telah membuat dapur umum di pengungsian. Sementara waktu Sibat telah menyalurkan bantuan makanan berupa nasi bungkus dengan lauk mie dan sayur oseng.

“Kami memasak bahan makanan pemberian dari BPBD Solo. Bantuan makanan tersebut berupa mie instan. Sebenarnya kami kasihan kepada warga yang hanya mengkonsumsi nasi dan mie instan. Tapi apa boleh buat. Sementara bantuan yang datang baru itu,” kata Ruly saat ditemui Solopos.com di Losari, Semanggi, Selasa.

Ruly menyampaikan beruntung ada warga yang secara swadaya membuat dapur umum untuk melayani para pengungsi di tanggul yang sebagian besar merupakan warga bantaran Sungai Bengawan Solo.

Dapur umum yang didirikan oleh Ketua RT 001/RW 003, Semanggi, tersebut membuat nasi bungkus berisi nasi dan sayur oseng. Menurut dia, dapur umum yang didirikan di rumah Ketua RT 001/RW 003 Semanggi itu membuat hingga 100 bungkus makanan.

“Dapur umum Sibat Semanggi di sekitar Jembatan Mojo memasak 300 bungkus makanan untuk makan sarapan. Sedangkan dapur umum swadaya membuat 100 bungkus makanan. Kedua dapur umum ini kami rencannya memasak untuk makan siang dan makan malam. Hanya memang bahan makanan yang tersedia baru secara umum. Belum ada makanan khusus untuk balita,” jelas Ruly.

Ruly menyebut Sibat Semanggi jarang menyalurkan bantuan makanan yang khusus untuk balita dan anak-anak. Menurut dia, PMI Solo pernah memberikan bantuan berupa sereal dan susu kepada anak-anak saat terjadi bencana beberapa waktu yang lalu. Namun, hingga Selasa siang, belum ada bantuan berupa makanan khusus untuk balita dan anak-anak yang terdampak banjir.

“Beberapa warga memang ada yang membantu uang tunai kepada dapur umum. Namun, agak sulit apabila kami harus membeli bahan makanan untuk balita dan anak-anak. Jumlah tenaga kami di dapur juga terbatas. Alangkah baik bantuan makanan untuk balita dan anak-anak juga diberikan bertepatan dengan bantuan makanan lainnya oleh pemerintah,” tutur Ruly.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya