SOLOPOS.COM - Ilustrasi mayat. (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Kurang nutrisi diduga menjadi penyebab TKI asal Gunungkidul meninggal di kapal

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Roko Bayu Anggoro, TKI asal Gunungkidul, yang wafat saat berlayar di perairan Qatar, meninggal dunia akibat kekurangan nutrisi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal tersebut diungkapkan oleh Gunawan, orangtua Roko, saat disambangi di rumahnya, Gedangan II, Gedangrejo, Kalimojo, Kamis (14/5/2015).

Gunawan menyebutkan, kenyataan tersebut diketahui olehnya, setelah mendapatkan kabar dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Senegal.

Ekspedisi Mudik 2024

Sebelumnya, ia mendapat kabar dari PJTKI yang mengantarkan keberangkatan Roko, PT.Dwidaya Eka Lestari melalui surat, bahwa putranya sudah meninggal dunia akibat terjangkit virus ebola.

“Saya merasa dibohongi, ternyata setelah melewati proses otopsi, anak saya mengalami kekurangan nutrisi. Di kapal, ia dan keempat kawannya yang lain dipaksa untuk tetap bekerja meski kekurangan makanan dan gizi, selain itu mereka tidak diperbolehkan untuk menggunakan alat komunikasi,” sebutnya

Ia menyebutkan, keempat rekannya yang lain, antara lain: Rasjo Lamtoro asal Tegal, Ruhijatna Nopiyansah asal Subang, Sardi dari Brebes, Heri Edmond Lusikooy dari Surabaya.

“Kabar kami terima pada Rabu malam dini hari pukul 01.00 WIB, bahwa anak saya dan rekannya tetap dipaksa bekerja meski makanan kurang dan tidak obat-obatan di dalam kapal. Yang pertama kali meninggal di atas kapal adalah Roko Bayu dan Sardi dari Brebes,” tuturnya.

Keanehan ia amati, karena ketika ia menghubungi kembali pihak PJTKI pada Senin (11/5/2015), perusahaan mengatakan bahwa jenazah Roko masih berada di Qatar, dan belum jelas akan dibawa ke mana.

“Berarti anak saya merupakan korban perbudakan, saya menduga jenazah akan dibuang,” duga Gunawan.

Ia juga sempat dihubungi orang yang mengaku dari Kemenlu, mau membantu proses pengambilan jenazah, dengan syarat menyerahkan surat kuasa untuk kepengurusan jenazah. Akan tetapi, Gunawan menolak dengan alasan berhati-hati, dan takut apabila hal tersebut adalah penipuan belaka.

Karena dirinya diminta untuk tidak mencari informasi ke siapapun terkait jenazah Roko.

Ia kini hanya berharap kejelasan penyebab resmi kematian anaknya dan mengetahui kapan jenazah Roko dibawa pulang ke Indonesia.

Selain itu, pihaknya berniat meminta pertanggungjawaban pihak PJTKI melakukan pelanggaran Undang-undang.

Dijumpai dalam kesempatan yang sama, Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto yang bertandang ke kediaman Gunawan berniat menggunakan otoritas sebagai anggota DPRD DIY untuk terus membantu pemulangan jenazah Roko. Ia juga akan berkoordinasi dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo terkait keberadaan PJTKI yang membawa Roko.

“Saya juga akan berbicara dengan Gubernur DIY untuk dicarikan jalan keluar,” sebut Eko, yang juga turut memberikan informasi bahwa Roko wafat akibat kekurangan nutrisi.

Ia mengungkapkan bahwa dari hasil otopsi, status nutrisi Roko berada pada angka nol.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya