SOLOPOS.COM - Poster Film Turah (wikipedia)

Film indie Turah yang ditayangkan di bioskop kurang diminati penonton, diduga karena kurangnya promosi.

Solopos.com, SOLO--Satu lagi film indie yang akhirnya dapat jatah tayang di bioskop
mainstream. Setelah Siti, Istirahatlah Kata-Kata, dan Ziarah, giliran film berdialek Tegal Turah yang diputar di layar lebar sejumlah kota besar mulai, Rabu (16/8/2017) lalu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Di Solo, garapan Wicaksono Wisnu Legowo ini mendapat jatah tayang di XXI Solo Square, dan Platinum Cineplex Hartono Mall Solo Baru sejak hari pertama. Namun pada hari kedua, Kamis (17/8/2017), layar pemutaran film Turah dari dua kali penayangan menjadi satu kali pada pukul 18.30 WIB dan pukul 11.00 WIB.

Sebelumnya di Platinum Cineplex Hartono Mall Solo Baru mendapat jatah dua layar pada pukul 11.00 WIB, dan pukul 21.00 WIB. Sementara di XXI Solo Square tayang pukul 14.13 WIB dan pukul 18.30 WIB.

Customer Servise Supervisor Platinum Cineplex Hartono Mall, Anggara Panji saat diwawancara Solopos.com, Kamis (17/8/2017), mengatakan jumlah penonton yang hanya delapan orang pada hari pertama membuat Turah harus mengurangi jam tayang. Pada hari kedua, hingga pukul 18.00 WIB hanya ada dua penonton yang membeli tiket Turah.

“Enggak ngangkat Mbak, yang nonton sedikit. Sebenarnya filmnya bagus sudah menasional juga. Hanya promosi yang mungkin kurang makanya sedikit yang menonton,” kata Angga.

Sebelumnya Platinum Cineplex Hartono Mall Solo Baru beberapa kali memutar karya indie. Berdasarkan pengamatannya jumlah penonton film tersebut memang selalu sedikit. Angga mengatakan sejauh ini hanya Siti yang cukup diminati. Tayang awal 2016, Siti berhasil menggaet 20 penonton per hari selama sepekan.

Selain Siti, biografi Wiji Thukul dalam Istirahatlah Kata-Kata juga mendapat respon positif. Film ini disebut-sebut melebihi ekspektasi karena berhasil menembus hingga 43.000 penonton. Setelah beberapa hari tayang film ini bahkan mendapat tambahan layar di beberapa kota.

Penghargaan

Sebelumnya Turah pernah diputar dalam acara festival film mahasiswa di ISI Solo akhir Februari lalu. Saat itu animo masyarakat terhadap karya tahun 2016 ini sangat tinggi. Sesi diskusi ramai diisi dengan pertanyaan dan pernyataan rasa kagum pada film ini.

Sang sutradara, Wicaksono saat berbincang dengan Solopos.com seusai pemutaran mengatakan film ini diambil dari fakta-fakta sosial di Tegal. Semua pemain merupakan pegiat teater di Kota Ngapak.

“Awalnya saya hanya ingin menggambarkan realitas kehidupan di Tegal. Kalau ternyata setelah ditonton mengandung nilai-nilai penting seperti yang disampaikan penonton ya syukurlah. Semoga berdampak positif,” kata dia.

Sampai saat ini Turah telah meraih banyak pengharaan, di antaranya, Singapore Internationl Film Festival 2016, Jogja- NETPAC Asian Film Festival 2016, Bengaluru International Film Festival 2017, Asean International Film Festival and Award 2017, Seoul International Agape Film Festival 2017, Cinemalaya Independent Film Festival 2017, dan masih banyak lagi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya