SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, SOLO</strong>&nbsp;&mdash; Pendiri sekaligus CEO Facebook, Mark Zuckerberg, mengalami kisah tragis karena hartanya turun drastis US$18,8 miliar atau sekitar Rp271 triliun dalam waktu kurang dari satu jam, Rabu (25/7/2018). Hal itu disebabkan anjloknya harga saham Facebook hingga mencapai angka 16% dan menjadi US$181,89 atau sekitar Rp2,4 juta.</p><p>Berdasarkan laporan <em>Forbes</em>, Kamis (26/7/2018), anjloknya harga saham itu terjadi pada Rabu (25/7/2018), sekitar pukul 17.30 waktu Amerika Serikat (AS) bagian timur. Selang 18 menit, harga saham <a href="http://teknologi.solopos.com/read/20180721/484/929216/facebook-hapus-paksa-konten-provokatif">Facebook</a> kembali anjlok menjadi US$167 atau setara Rp2,4 juta.</p><p>Dengan begitu, total harta Mark Zuckerberg yang sebelumnya mencapai US$82,4 miliar atau setara dengan 1.187 triliun turun menjadi US$63,6 miliar atau sekitar Rp916 triliun. Itu artinya harta Mark Zuckerberg senilai US$18,8 miliar atau sekitar Rp271 triliun lenyap dalam waktu singkat.</p><p>Peringkat Mark Zuckerberg dalam daftar orang terkaya di dunia versi <em>Forbes</em> pun terjun jauh. Bos <a href="http://news.solopos.com/read/20180403/496/907781/menkominfo-rudiantara-ancam-tutup-facebook-di-indonesia">Facebook</a> tersebut yang awalnya berada di peringkat keempat terjun ke peringkat kedelapan dalam daftar orang terkaya di dunia versi <em>Forbes</em>.</p><p>Anjloknya harga saham Facebook tersebut diduga dipicu berbagai masalah yang mendera Facebook belakangan hari ini. Salah satu masalah yang diduga menjadi penyebab turunnya harga saham Facebook adalah&nbsp;pencurian dan penyalahgunaan 50 juta data pribadi pengguna <a href="http://teknologi.solopos.com/read/20180408/484/909014/kampanye-faceblock-bergulir-tinggalkan-facebook-selama-24-jam">Facebook</a> oleh firma analisis data Cambridge Analytica.</p><p>Direktur Pelaksana Jefferies, Brent Thill, memprediksi media sosial Facebook bukan lagi menjadi andalan Mark Zuckerberg dalam meraup keuntungan untuk jangka panjang. "Facebook bukan untuk prospek jangka panjang," ungkapnya.</p><p>Thill percaya Instagram, yang dibeli Facebook seharga US$1 miliar pada 2012 akan membantu memandu Facebook untuk kinerja yang lebih kuat di masa depan. Selain itu, Instagram diprediski akan menjadi andalan untuk meraup keuntungan dalam jangka panjang.</p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya