SOLOPOS.COM - Ilustrasi pembatasan sosial atau pembatasan fisik. (Freepik)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Kabupaten Sukoharjo dinilai belum memenuhi kriteria untuk menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB terkait pencegahan dan pengendalian wabah Covid-19.

Hal itu berdasarkan hasil koordinasi dan identifikasi data Covid-19 antara Pemkab Sukoharjo bersama Pemprov Jawa Tengah di Semarang, Senin (20/4/2020).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sukoharjo, Yunia Wahdiyati, mengatakan Sukoharjo dinilai belum layak menerapkan PSBB karena nilai yang dikumpulkan dari data masih kurang.

Warga Nguntoronadi Wonogiri Tinggal di Semarang Positif Covid-19

Sukoharjo hanya mendapat nilai 79 atau hanya kurang 1 poin dari batas minimal 80 untuk kelayakan penerapan PSBB penanganan Covid-19. Nilai Sukoharjo juga masih kalah dengan Solo dan Semarang.

"Hasil keputusannya nanti menunggu pemerintah pusat dengan mempertimbangkan usulan Gubernur Jawa Tengah dan perkembangan kasus positif virus corona di Sukoharjo," kata Yunia, Selasa (21/4/2020).

Menurutnya, tidak mudah untuk mengajukan penerapan PSBB di daerah. Ada banyak syarat harus dipenuhi untuk menerapkan PSBB. Tidak hanya kasus yang banyak, namun juga faktor penunjang lain.

Waspada! Ponpes Al Fatah Temboro Magetan Klaster Baru Penyebar Virus Corona di Asia hingga Afrika

Faktor itu termasuk kesiapan daerah, dalam hal ini Sukoharjo, apabila memberlakukan PSBB terkait penanganan Covid-19. "Jadi atau tidak PSBB diterapkan di Sukoharjo, yang terpenting sekarang yakni pencegahan penyebaran virus corona di masyarakat," katanya.

Kasus Terus Bertambah

Berbagai upaya terus dilakukan Pemkab Sukoharjo dalam menekan persebaran virus corona. Salah satu upayanya melakukan pengawasan terhadap warga positif, PDP, ODP dan keluarga terdampak.

Selain itu juga memantau para pemudik yang pulang kampung di Kabupaten Sukoharjo yang hingga kini berjumlah 12.000 orang.

Tambah 2 Kasus Baru, Pasien Positif Covid-19 di Klaten Jadi 9 Orang

Wakil Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Virus Corona Pemkab Sukoharjo, Bejo Raharjo, mengatakan wacana penerapan PSBB karena melihat jumlah kasus positif Covid-19 paling banyak se-Soloraya.

Dalam perkembangannya, kasus corona di Sukoharjo terus bertambah. Bahkan hingga Senin (20/4/2020), sudah ada 10 warga positif yang Covid-19 atau terbanyak di Soloraya.

"Kondisi tersebut kemudian memunculkan wacana PSBB. Meski demikian penerapan tidak bisa langsung sepihak. Harus melalui tahapan hingga persetujuan pemerintah pusat," kata Kabid Penanggulangan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya