SOLOPOS.COM - Petugas melayani pembelian pertalite di SPBU Nglangon, Sragen, Jumat (8/4/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Stok bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi untuk Kabupaten Sragen, tidak mampu menyukupi kebutuhan hingga akhir tahun. Realisasi kuota BBM untuk solar dan pertalite per 31 Agustus 2022 di Sragen hampir mendekati 100%.

Atas dasar itulah, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan (Diskumindag) Sragen, Cosmas Edwi Yunanto, meminta Pertamina untuk menambah kuota BBM bersubsidi.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Cosmas menjelaskan kuota solar sudah mencapai 86% dan pertalite sudah mencapai 90%. Dengan realisasi kuota BBM yang mendekati 100% itulah, ujar dia, membuat sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) membatasi pembelian BBM bersubsidi.

“Kalau BBM bersubsidi itu dijual bebas pasti kuota tidak akan mencukupi sampai akhir 2022. Kami sudah berkoordinasi dengan Pertamina supaya menambah kuota untuk Sragen. Yang jelas, sisa kuota BBM yang ada sekarang tidak mungkin cukup sampai akhir tahun. Seperti pembelian BBM dengan jeriken harus pakai rekomendasi dan maksimal hanya 30 liter,” jelasnya.

Baca Juga: KTNA Sragen Minta Harga Pembelian Pemerintah GKP Dinaikkan Jadi Rp6.000/kg

Sementara itu, Sales Brand Manager Rayon IV PT Pertamina, Hendra Saputra, menyampaikan semua SPBU terdigitalisasi dengan sistem yang langsung terhubung ke pusat. Pembelian BBM bersubsidi untuk kendaraan roda empat, kata dia, harus tercatat pelat Nomor nya. Kalau tidak tercatat pelat nomornya maka minyaknya tidak keluar atau terkunci.

Seperti halnya pembelian BBM bersubsidi untuk petani, ujar dia, harus menggunakan rekomendasi. Dia menerangkan bila tidak menggunakan rekomendasi maka selang di SPBU terkunci.

“Penjualan BBM bersubsidi itu harus dipertanggungjawabkan dan setiap tahun diaudit oleh BPK [Badan Pemeriksa Keuangan]. Untuk stok BBM di Sragen sudah ada usulan ke pusat. Usulan itu ada sejak awal tahun tetapi keluarnya berapa tergantung pusat. Ya seperti pupuk lah. Harusnya penambahan itu turun di triwulan keempat ini,” ujarnya.

Baca Juga: Demokrat Sebut Kenaikan Harga BBM Berpotensi Tingkatkan Kemiskinan di Sragen

Ia menuturkan penambahan kuota BBM bersubsidi merupakan kebijakan pemerintah pusat. “Sragen dapatnya berapa belum tahu,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya