SOLOPOS.COM - Ilustrasi kunker DPRD (Dok/JIBI)

Wisata Solo diharapkan bisa berkembang seperti halnya Bali.

Solopos.com, SOLO – Panitia Khusus (Pansus) Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan (RIPKa) DPRD Kota Solo akan mengadakan kunjungan kerja (kunker) ke Bali pada Selasa (20/9/2016).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pansus dan unsur pimpinan DPRD akan menyambangi Kota Denpasar dan Kabupaten Badung.

Anggota Pansus Raperda RIPKa, Asih Sunjoto Putro, mengatakan pansus akan mempelajari Perda RIPKa di dua daerah tersebut sebagai acuan pembuatan Perda RIPKa di Solo yang kini masih digodok. Dua daerah itu dipilih karena mereka mampu mengemas destinasi wisata hingga membuat banyak wisatawan berbondong-bondong ke sana.

“Kami ingin mempelajari kiat-kiatnya,” ujarnya kepada Solopos.com, Senin (12/9/2016).

Sekretaris Komisi IV DPRD Solo itu mengakui karakteristik Kabupaten Badung berbeda dengan Solo. Di Badung ada banyak wisata alam. Sedangkan di Solo tak ada. Menurutnya tujuan khusus kunker ke Kabupaten Badung adalah mempelajari rencana strategis kepariwisataan di sana.

Di sisi lain, Kota Denpasar memiliki kemiripan dengan Solo. Ibu Kota Provinsi Bali tersebut tak memiliki destinasi wisata alam seperti Kota Solo. Namun, Pemerintah Kota Denpasar mampu mengemas event budaya dengan apik sehingga bisa “dijual” kepada para turis asing maupun lokal.

“Selain faktor sumber daya alam, masalah pengemasan dan pemasaran pariwisata di Bali sangat bagus. Hal itu membuat Bali dikenal sebagai destinasi wisata terkemuka oleh turis dalam negeri maupun luar negeri,” terang politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.

Ia berharap kunjungan itu dapat menginspirasi pansus sehingga produk legislasi yang dihasilkan benar-benar bermanfaat bagi Kota Solo. Ia menilai, dengan pengemasan dan pemasaran yang tepat, Kota Solo juga berpotensi menjadi destinasi wisata terkemuka di Indonesia.

“Solo memiliki banyak destinasi budaya yang bisa dijual kepada wisatawan seperti seni pewayangan, ketoprak dan event-event budaya lainnya,” kata dia.

Ketua Pansus Raperda RIPKa, Putut Gunawan, mengatakan visi-misi kepariwisataan yang ada dalam draft raperda masih berisi definisi normatif. Visi dan misi tersebut belum riil sesuai kondisi daerah dan belum sesuai visi-misi Wali Kota Solo.

“Kami menekankan tekstur muatan lokal dalam raperda tersebut. Dengan begitu, Perda RIPKa yang disahkan bisa menonjolkan keunikan pariwisata lokal yang dimiliki Kota Solo,” ujarnya kepada Solopos.com pekan lalu.

Bagian penting lain dalam Raperda RIPKa adalah menyinkronkan branding nasional dan branding kawasan Jogja-Solo-Semarang (Joglosemar) sebagai Java: Cultural Wonders. Ia berpendapat harus ada garis-garis orientasi kebijakan yang jelas.

“Kami meminta Disbudpar melakukan pengembangan destinasi dengan menumbuhkan kegiatan seni dan budaya di masing-masing kampung. Sehingga culture beauty [keindahan budaya] lebih terlihat,” terang politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya