SOLOPOS.COM - Pangdam

SAKSIKAN TARIAN -- Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Mulhim Asyrof (kanan) berbincang dengan Bupati Wonogiri H Danar Rahmanto seraya menyaksikan sajian tarian khas Kethek Ogleng di Makodim Wonogiri, Kamis (17/11/2011). (JIBI/SOLOPOS/Trianto Hery Suryono)

Wonogiri (Solopos.com) – Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen TNI Mulhim Asyrof menilai berita di media massa sebagai jendela yang mengontrol anak buahnya di daerah. Jenderal bintang dua ini mempersilakan pers melaporkan baik buruknya anggota. Diakuinya, luasnya wilayah Kodam IV/Diponegoro membuat dirinya tidak setiap saat memantau secara langsung kondisi daerah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pernyataan Pangdam disampaikan saat berkunjung ke Makodim 0728/Wonogiri, Kamis (17/11/2011). Kunjungan Pangdam beserta rombongan disambut oleh jajaran pejabat teras Wonogiri seperti Dandim 0728/Wonogiri Letkol (Inf) Murdjoko, Bupati Wonogiri H Danar Rahmanto, Kapolres Wonogiri AKBP Ni Ketut Swastika, Kajari Wonogiri Sukaryo serta Ketua PN Wonogiri, Saprudin. Hadir pula para Danramil se-Makodim Wonogiri, pensiunan TNI dan tokoh masyarakat Wonogiri.

Dalam kunjungannya itu, Pangdam juga bertemu dengan besannya, yakni H Suprapto yang hadir pada acara tersebut. “Tulisan wartawan membantu kami dalam mengontrol kegiatan anak buah di daerah. Silakan ditulis yang baik maupun yang jelek. Siapa tahu laporan (dari) Dandim keliru,” ujar Pangdam.

Lebih lanjut dijelaskan, kunjungannya ke Wonogiri dalam rangka melihat daerah. “Setiap wilayah memiliki karakter berbeda-beda sehingga perlakuannya pun berbeda. Wonogiri berbeda dengan daerah pesisir atau pinggir-pinggir laut.”

Pangdam menyatakan, selepas pembinaan kepada anggota akan bertemu dengan besannya. Sebelumnya, Pangdam mengaku senang dengan tarian Kethek Ogleng dari 30-an penari Wonogiri. Menurutnya, sinopsis tarian Rewanda Rewaka sarat dengan petuah persatuan dan cita-cita membangun Wonogiri yang lebih maju dan ijo royo-royo.

“Tarian tadi secara ekspresi menunjukkan sebuah idealisme. Gerakan lincah, rukun, tertib dan tentram. Masing-masing penari memiliki tugas masing-masing namun semua saling membantu. Tarian tersebut mengidentifikasikan kondisi Wonogiri yang rukun. Tercipta hubungan yang baik di antara Muspida demi kemajuan dan kesejahteraan Wonogiri,” katanya.

Bupati dalam sambutannya mengatakan, geografis Wonogiri terkenal tandus namun memiliki kekhasan, yakni tarian Kethek Ogleng. “Semangat Kethek Ogleng melambangkan spirit warga Wonogiri di daerah boro,” ujarnya.

tus

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya