SOLOPOS.COM - Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka (kanan), didampingi kader Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD) meninjau anak balita dengan stunting di Gilingan, Banjarsari, Solo, Jumat (27/5/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mendapati seorang bayi berusia dua tahun yang mengalami stunting dan diduga terindikasi tuberkulosis (TB) atau TBC saat berkunjung ke wilayah berisiko stunting Kelurahan Gilingan, Banjarsari, Jumat (27/5/2022) pagi.

Selain itu di lokasi yang sama juga didapati ibu yang tengah hamil anak keempat dan menderita anemia. Fokus kegiatan hari itu adalah mengunjungi rumah sejumlah keluarga berisiko stunting di Kelurahan Gilingan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Gibran datang bersama para penyuluh KB dan ibu-ibu kader Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD) setempat. Mereka membawa sejumlah atribut untuk menarik perhatian warga saat berjalan di perkampungan.

Ada atribut ajakan untuk menciptakan generasi emas tanpa stunting, lapor kekerasan ke kelurahan, dan mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak. Koordinator Balai Penyuluh KB Kecamatan Banjarsari, Solo, Sarsuti, menjelaskan ada bayi laki-laki berusia 22 bulan yang mengalami stunting dan terindikasi TB.

Ia mengatakan berat badan bayi itu sekitar delapan kilogram atau tidak sesuai berat badan normal seusianya dan tampak tidak sehat. Anak itu sepertinya juga tidak memberikan respons ketika mendapat rangsangan motorik. “Keluarga itu tidur di bawah [lantai]. Wali Kota tadi mengatakan akan membantu memberikan kasur,” katanya.

Baca Juga: Angka Stunting Solo Tertinggi Kedua Se-Jateng, Ini Kata Selvi Ananda

Kartu Indonesia Sehat

Selain itu, lanjut Sarsuti, ada ibu hamil (bumil) anak keempat yang mengalami anemia sehingga berisiko stunting. Bumil itu biasa periksa ke salah satu rumah sakit swasta di Solo dan memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS).

“Melahirkan bisa dikaver program pemerintah namun untuk MOW [metode operasi wanita/salah satu metode KB] belum karena rumah sakitnya tidak kerja sama dengan Pemkot Solo. Pemkot Solo bekerja sama dengan RS Kustati, RSUD Bung Karno, dan RS Panti Waluya. Nanti rumah sakitnya dibantu pindah supaya melahirkan dan MOW-nya terkaver, ” ujarnya.

Dia mengatakan sejumlah keluarga berisiko stunting yang dikunjungi Wali Kota Solo Gibran merupakan masyarakat berpenghasilan rendah. Stunting atau tengkes memiliki banyak faktor, antara lain kondisi lingkungan dan pengetahuan ibu mengenai perencanaan kehamilan serta anak.

Baca Juga: Anda Warga Solo dan Akan Menikah? Cek Dulu Apakah Berisiko Stunting

Gibran menjelaskan kasus stunting di Gilingan cukup tinggi. Bahkan ada satu bayi usia bawah dua tahun yang terindikasi TB. “Nanti kami cek lagi,” ujarnya. Dia mengatakan anak itu lahir prematur. Pemkot Solo bakal memberikan pendampingan kepada keluarga tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya