SOLOPOS.COM - Menteri BUMN Erick Thohir saat mengunjungi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Minggu (6/2/2022) sore. (Humas UNS)

Solopos.com, SOLO – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan masa keemasan ekonomi Indonesia akan dipetik pada tahun 2045 mendatang. Sambil menunggu waktu itu, ia memprediksi ekonomi Indonesia akan tumbuh pada kisaran 3-5 persen.

Hal ini disampaikan Erick Thohir saat mengunjungi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Minggu (6/2/2022) sore. Kedatangan Menteri Erick disambut langsung oleh Rektor UNS, Prof. Jamal Wiwoho di Gedung Rektorat dr. Prakosa.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Erick Thohir datang ke UNS Solo sebagai pembicara dalam Seminar Nasional “Unicorn Indonesia untuk Dunia: Mengulas Strategi Pemerintah Menumbuhkan Kekuatan Ekonomi Baru Menyongsong Indonesia Emas 2024” yang digelar di Gedung Auditorium G.P.H. Haryo Mataram UNS.

Dalam seminar nasional yang digelar secara luring dan daring itu, Mantan Presiden Inter Milan tersebut memberikan sejumlah pesan penting kepada mahasiswa UNS seputar prospek ekonomi dan pekerjaan di masa depan.

Baca juga: Seminar UNS, Erick Thohir: Skill Wajib Dikuasai di Ekosistem Digital

Erick Thohir menyebut persentase itu sebagai peluang besar yang mampu menempatkan Indonesia sebagai negara keempat dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia. “Datanya ini beneran bahwa seluruh dunia melihat Indonesia ini akan terus tumbuh sampai 2045,” ujarnya.

Di balik potensi ekonomi Indonesia, lanjutnya, harus didukung dengan meningkatnya jumlah pengusaha. Sebab, negara-negara maju di dunia memerlukan 10-14 persen pengusaha untuk menopang ekonominya.

Sementara jumlah pengusaha di Indonesia dipandangnya jauh dari kata cukup, karena masih berada di angka 3 persen. Kendati begitu, Menteri BUMN menilai sektor ini masih sangat potensial untuk dikembangkan hingga tahun 2045 mendatang.

“Generasi muda Indonesia setelah di-research memang ingin jadi pengusaha. Karena tidak mungkin pembukaan lapangan pekerjaan hanya oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah. Biasanya pembukaan lapangan kerja oleh pengusaha itu jauh lebih besar, jauh lebih masif,” kata Erick Thohir.

Baca juga: Deretan Alumni FEB UNS Solo Jadi Pejabat Top, Ketua OJK sampai Dirut KAI

Mahasiswa UNS Dituntut Adaptif

Masalah peningkatan jumlah pengusaha hanyalah segelintir dari tantangan pemerintah untuk mendongkrak perekonomian Indonesia menjelang 2045 mendatang. Pasalnya, pemerintah juga dibebani tanggung jawab untuk menyiapkan tenaga kerja yang melek teknologi.

Menurut Menteri Erick, saat ini dibutuhkan 17 juta tenaga kerja yang adaptif terhadap teknologi dan mampu berakselerasi sesuai perubahan zaman. Hal ini disebabkan oleh banyaknya pekerjaan baru yang lahir, sementara pekerjaan konvensional dan lama akan hilang tergantikan oleh teknologi.

“Adalah sebuah keharusan di mana pertumbuhan ekonomi Indonesia harus didasarkan pada kemampuan bangsa kita untuk menciptakan kemampuan sumber daya manusia terbaik,” tegas Erick Thohir.

Baca juga: Mantap! UNS Jadi Perguruan Tinggi Terbaik ke-6 di Indonesia versi Webometrics

Ia mencontohkan pekerjaan baru yang akan lahir dan sudah diminati banyak perusahaan, di antaranya data scientist and analyst, big data engineer, biotechnology and food engineering, market research, hingga medical personal and technologies.

“Karena itu saya bersama para rektor dan ketika saya diundang untuk jadi pembicara, penting bagi universitas, BUMN, swasta, dan pemerintah pusat dan daerah mulai membikin mapping ulang mana pekerjaan yang tumbuh. Karena percuma kita mendidik mahasiswa tetapi pekerjaannya hilang karena teknologi,” pungkasnya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya