SOLOPOS.COM - Anggota Komisi IX DPR RI, Muchamad Nabil Haroen (ketiga dari kiri), menyerahkan paket sembako kepada peserta vaksinasi di Gedung Warastratama Solo, Rabu (4/8/2021) siang.

Solopos.com, SOLO — Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PDIP, Muchamad Nabil Haroen, menyoroti kesenjangan capaian vaksinasi Covid-19 antardaerah yang cukup besar.

Ia meminta Kementerian Kesehatan segera menyelesaikan masalah kesenjangan capaian vaksinasi di sejumlah wilayah. Hal itu dikatakan Gus Nabil, sapaan akrabnya, saat berkunjung ke Solo, Rabu (4/8/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Gus Nabil berharap jangan sampai ada kesan pemerintah hanya memprioritaskan kawasan perkotaan, seperti Solo. Capaian vaksinasi daerah-daerah penyangga juga harus diakselerasi agar tercapai pemerataan.

Baca Juga: 70.000 Pelajar Kota Solo Jadi Sasaran Vaksinasi Covid-19

Ekspedisi Mudik 2024

“Kita berharap herd immunity bisa segera terbentuk. Tidak hanya Solo yang tinggi persentase vaksinasinya, tapi juga daerah-daerah penyangga itu sangat penting. Untuk itu saya minta kepada Kemenkes segera berikan kuota vaksin kepada daerah. Jangan sampai vaksin hanya dinikmati masyarakat di kota-kota besar saja,” tutur Gus Nabil saat diwawancarai wartawan di sela pemantauan vaksinasi warga Solo di Gedung Warastratama, Rabu siang.

Dalam kesempata itu, Gus Nabil didampingi sejumlah pengurus DPC PDIP Solo di antaranya Her Suprabu dan Budi Prasetyo. Gus Nabil menyebut capaian vaksinasi antara Solo dengan daerah sekitarnya terjadi kesenjangan yang mengkhawatirkan.

Vaksinasi Daerah Penyangga Baru 20-An Persen

Berdasarkan informasi yang ia peroleh capaian vaksinasi daerah-daerah penyangga Solo baru di angka 20 persen. “Kemenkes harus bekerja keras, kami apresiasi kerja TNI/Polri seperti hari ini kami koordinasi dalam dua hari,” imbuhnya.

Baca Juga: Kisah Abon Ksatria Solo Mulai Usaha dari Nol hingga Raup Omzet Rp50 Juta Sebulan

Mengenai penyebab terjadinya kesenjangan capaian vaksinasi antara Solo dengan daerah tetangga, menurut Gus Nabil, bisa terjadi karena persoalan teknis ketersediaan ruang penyimpanan vaksin.

Tapi di luar itu ia menekankan pentingnya Kemenkes khususnya pejabat Eselon I dan II untuk memberikan perhatian khusus ihwal kesenjangan capaian vaksinasi antara kota dan daerah penyangga.

“Karena Kemenkes sebagai mitra saya di Komisi IX ini saya merasa masih harus lebih kerja keras lagi. Saya melihat teman-teman TNI/Polri sudah bekerja jauh lebih keras. Sehingga saya betul-betul mendorong Kemenkes agar bisa meningkatkan vaksinasi, baik menggandeng TNI/Polri atau fakultas-fakultas untuk kerahkan kan nakes atau dokternya,” urainya.

Baca Juga: Masih PPKM, Belasan Muda Mudi Terciduk Pesta Miras di Dekat Pasar Depok Solo

Vaksinasi Pelajar

Pada sisi lain, Gus Nabil mengapresiasi sudah dimulainya vaksinasi kalangan pelajar usia 12 tahun ke atas. Hal itu menurutnya merupakan langkah maju terkait agenda pembelajaran tatap muka.

Ia mendorong BPOM agar juga segera menyelesaikan uji klinis vaksin bagi anak-anak di bawah usia 12 tahun. Sebab angka kematian anak akibat Covid-19 juga menunjukkan fenomena yang memprihatinkan.

Baca Juga: Lukas Jayadi, Terdakwa Penembakan Mobil Bos Duniatex Divonis 10 Tahun Penjara

Harus segera ada langkah taktis melindungi kelompok anak-anak. Ihwal rencana pemberian vaksin dosis ketiga, menurut Gus Nabil, targetnya untuk saat ini baru untuk kelompok nakes.

Proses pemberian vaksin booster tersebut juga tidak bisa serentak melainkan butuh proses. Untuk itu ia meminta setiap elemen bangsa selain nakes tidak berpikir vaksin dosis ketiga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya