SOLOPOS.COM - Presiden Jokowi bertemu Prabowo di Bogor, Senin (31/10/2016). (Setkab.go.id)

Prabowo Subianto mengunjungi Presiden Jokowi di Istana. Dirinya menyatakan siap membantu pemerintah kapan Pun.

Solopos.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Jika sebelumnya, Presiden yang berkunjung di Hambalang, giliran Prabowo mendatangi Istana Merdeka, Kamis (17/11/2016).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam pertemuan itu, Prabowo menyampaikan komitmennya untuk membantu menjaga kesejukan, termasuk saat beredarnya rencana demo lanjutan 25 November 2016. Prabowo yang mengenakan kemeja putih dan peci hitam tiba pukul 13.50 WIB. Kedatangannya disambut oleh Presiden yang mengenakan batik lengan panjang.

Seusai pertemuan, mereka menggelar konferensi pers dan keduanya sama-sama memberikan pernyataan. Presiden menyatakan pertemuan singkat tersebut membahas beberapa poin penting, di antaranya soal situasi politik nasional pascademo 4 November 2016.

“Kita tidak menginginkan terpecah belah gara-gara perbedaan politik karena sangat mahal harganya bagi persatuan RI. Kita juga bertukar pikiran tentang ekonomi nasional. Saya kira itu poin penting yang saya sampaikan,” kata Jokowi dalam jumpa pers di Istana bersama Prabowo.

Sementara itu, Prabowo menyebutkan kedatangannya sebagai kunjungan balasan. Prabowo mengakui suasana pertemuan berlangsung penuh kekeluargaan dan persahabatan. Yang terpenting, dia menyatakan siap membantu pemerintah kapanpun dibutuhkan.

“Saya datang menghormati Presiden kita, dan saya dengar nilai yang kita pegang adalah sama, sehingga saya merasa saya berkewajiban apabila dibutuhkan saya siap untuk membantu pemerintah,” kata dia.

Menurutnya, Presiden sangat terbuka menerima setiap masukan. Dalam pertemuan itu, keduanya sepakat bahwa ada ancaman besar dari luar yang saat ini dihadapi oleh Indonesia.

“Pendapat saya sama dengan pendapat beliau bahwa Indonesia ini selalu jadi incaran kekuatan-kekuatan besar dunia. Jadi kita punya kewajiban untuk memelihara persatuan, kesatuan, dan kesejukan. Apabila ada perbedaan dan perselisihan, mari kita selesaikan dengan baik.”

Dia menekankan perbedaan pendapat tidak boleh menjadi alasan perpecahan. Pertemuan antara dirinya dan Jokowi menjadi contoh bahwa rivalitas politik tidak membuat hubungan mereka menjadi buruk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya