SOLOPOS.COM - Wisatawan asal Jepang melihat-lihat alat musik gamelan saat berkunjung ke Pura Mangkunegaran Solo, Senin (19/11/2012). Data dari Badan Promosi Pariwisata Indonesia Solo (BPPIS), sepanjang tahun ini wisatawan asal Jepang yang berkunjung ke Solo melalui Bandara Adi Soemarmo Solo masih di bawah angka 100 orang. (Foto: JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

Wisatawan asal Jepang melihat-lihat alat musik gamelan saat berkunjung ke Pura Mangkunegaran Solo, Senin (19/11/2012). Data dari Badan Promosi Pariwisata Indonesia Solo (BPPIS), sepanjang tahun ini wisatawan asal Jepang yang berkunjung ke Solo melalui Bandara Adi Soemarmo Solo masih di bawah angka 100 orang. (Foto: JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

SOLO—Tingkat kunjungan wisatawan asal Jepang ke Solo masih sangat minim.Data dari Badan Promosi Pariwisata Indonesia Solo (BPPIS), sepanjang tahun ini wisatawan asal Jepang yang turun langsung ke Solo melalui Bandara Adi Soemarmo Solo masih di bawah angka 100 orang. Angka ini berbeda jauh dengan tingkat kunjungan wisatawan Jepang ke Jogja.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Wisatawan Jepang yang datang ke Jogja itu merupakan penyumbang terbesar kedua setelah Belanda. Angkanya mencapai 13.000 wisatawan per tahun,” kata Hidayatullah, saat ditemui wartawan, di sela-sela educational tourism yang diselenggarakan Garuda Indonesia dengan PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, di Pura Mangkunegaran, Senin (19/11/2012).

Dari angka 13.000 wisatawan asal Jepang yang ke Jogja itu, ada kemungkinan sebagian juga menyambangi Solo. Tapi, ke Solo hanya singgah sementara dan yang membawa adalah travel agent dari Jogja. Dia tidak menampik bahwa keberhasilan Jogja dalam menarik wisatawan asal Jepang itu tidak terlepas dari peran serta pemerintah daerah. “Faktor leadership juga sangat berpengaruh. Maka harapannya Solo juga bisa demikian.”

Sementara itu, dalam educational tourism tersebut sebanyak 15 travel agent Jepang diajak berkeliling ke beberapa tempat wisata di Solo, mulai dari Pura Mangkunegaran, Kampung Batik Laweyan dan Selasa (20/11) ke Candi Sukuh dan Candi Cetho. Travel agent tersebut sebelumnya belum pernah ke Solo.

Kunci untuk menarik wisatawan Jepang, lanjut Hidayatullah, adalah menghidupkan tempat-tempat wisata yang ada kaitannya dengan Jepang. Di Solo, Sungai Bengawan Solo merupakan salah satu tempat yang paling membuat orang Jepang penasaran.

“Maka, kami berharap pemerintah kota bisa melakukan pembenahan terhadap Sungai Bengawan Solo untuk bisa menjadi destinasi yang menarik terutama bagi wisatawan Jepang.”

Dari informasi yang diterima, orang Jepang itu senang berwisata dengan cara yang simpel tapi berkaitan dengan sejarah Jepang itu sendiri. Di satu sisi, nilai belanja wisatawan Jepang itu juga sangat tinggi. “Taman Gesang di Jurug itu juga sebenarnya menarik bagi orang Jepang.”

Tapi di luar itu, kata Hidayatullah, di Jepang ada program yang cukup menarik yang menjadi peluang bagi Kota Solo untuk bisa menarik wisatawan asal Jepang lebih banyak lagi. Program itu milik Garuda Indonesia, yaitu Garuda Orient Holidays (GOH). “GOH menyarankan kepada warga Jepang bahwa ada 27 tempat yang wajib dikunjungi sebelum meninggal dunia. Ke-27 tempat tersebut di antaranya Pura Mangkunegaran, batik, Keraton Solo, Bengawan Solo dan Sangiran. Selain itu ada juga Borobudur dan Prambanan.”

Ke depannya, lanjut Hidayatullah, BPPIS akan bekerja sama dengan Badan Promosi Pariwisata Yogyakarta dan Sleman agar potensi pasar dari Jepang ini bisa digarap bersama. “Kami ingin Solo dan Jogja bisa buat paket bersama.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya