SOLOPOS.COM - Martabak mesir (Farid Syafrodhi/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Kendati diadopsi dari India, martabak terbilang sebagai salah satu makanan bercita rasa asing yang akrab bagi lidah Indonesia. Kita bisa menjumpai jenis makanan ini di hampir setiap daerah di Indonesia. Biasanya martabak dijajakan di pinggir-pinggir jalan, emperan toko, atau pada perayaan-perayaan tertentu, seperti sekaten.

Martabak umumnya menggunakan telur bebek atau telur ayam, dicampur dengan bumbu, irisan daun bawang, daging sapi cincang, dan sebagainya. Di Solo, sejumlah penjual martabak mengkreasi isiannya sehingga memberikan cita rasa yang berbeda. Salah satunya Warung Martabak Murgondo Roso di sebelah utara jembatan Joyotakan atau dekat tanggul Nglebak, Solo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selain menyediakan martabak daging sapi, pedagang martabak berlabel Murgondo Roso itu juga menyediakan martabak seafood. Ikan laut yang dipakai untuk isian martabak adalah cumi-cumi, udang, dan ikan jambal.

Harga martabak seafood yang ditawarkan bervariasi mulai Rp18.000 hingga Rp25.000 per porsi. Pemilik Warung Martabak Murgondo Roso, Andrey, mengatakan ide membuat martabak seafood itu muncul setahun lalu dari hasil coba-coba.

“Setelah jadi, saya rasakan ternyata enak. Akhirnya sejak saat itu saya masukkan martabak seafood di daftar menu,” ujar Andrey saat ditemui Solopos.com di Joyotakan, Selasa (8/7/2014) malam. Setiap hari Andrey buka pukul 18.00 WIB-02.00 WIB.

Andrey mengatakan dalam sehari dia hanya menyediakan tiga porsi martabak untuk masing-masing jenis seafood. Hal itu lantaran orang belum familiar dengan martabak tersebut. Selama ini, kata dia, mayoritas para pembelinya memesan martabak daging.

Menurut Andrey, pembuatan martabak seafood tidak berbeda dengan martabak daging. Hanya isian daging diganti dengan seafood. Sebelum diaduk dengan bumbu lain, sambung Andrey, daging seafood yang sudah dibersihkan dan dipotong-potong lalu disangrai agar tak berbau amis.

Rasa martabak seafood ini berbeda dengan martabak pada umumnya. Martabak cumi-cumi, misalnya, memang tidak selembut daging sapi. Tapi ketika disantap dengan cabai atau saus sambal, sangat terasa nikmatnya.

Lain lagi dengan martabak mesir yang dijual Restoran Sederhana di Jl Slamet Riyadi No. 469, Solo. Daging sapi untuk isian martabak ini adalah daging sapi rendang yang sudah dipotong kecil-kecil. Daging rendang itu kemudian dicampur dengan bawang merah, bawang bombay, irisan cabai hijau besar, irisan daun seledri, dan bumbu perasa, seperti garam dan bumbu khusus martabak.

Cara menggoreng martabak di Restoran Sederhana pun berbeda. Di restoran ini, minyak goreng yang digunakan tidak terlalu banyak. Kendati demikian, martabak yang dihasilkan bisa matang sempurna. Satu porsi martabak mesir dihargai Rp24.000.

Manajer Restoran Sederhana, Widiyanto, mengatakan daging rendang untuk isian martabak mesir sebetulnya sudah enak untuk dimakan dan dijadikan lauk. Hal ini membuat martabak mesir mantap ketika disantap. Aroma khas martabak makin menggugah selera dengan cabai hijau yang tidak terlalu pedas. Daging rendangnya yang diiris juga lembut.

Martabak mesir bisa dinikmat dengan cuka hitam dicampur cabai, bawang bombay, dan mentimun. “Pedasnya justru ada pada kuah cukanya,” kata Widiyanto.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya