SOLOPOS.COM - Brambang asem yang dijual Bu Sum di Pasar Gede, Solo, Selasa (22/7/2014). (A. Nindya Paramita/JIBI/Solopos.com)

Solopos.com – Brambang asem, sajian khas kuliner Soloraya ini menjadi salah satu makanan yang dirindukan oleh mereka yang merantau ke luar kota. Sayangnya, belakangan ini, makanan tersebut termasuk kategori jajanan sulit ditemui.

Meski demikian, para perantau yang tengah mudik Lebaran 2014 ke kampung halaman, tak perlu khawatir kehilangan cita rasa khas kuliner Soloraya ini. Di Solo dan sekitarnya ada beberapa tempat yang masih menjual brambang asem. Anda dapat menemukannya di pasar-pasar tradisional, meskipun tak banyak pedagang yang menjualnya.

Promosi BRI Group Buka Pendaftaran Mudik Asyik Bersama BUMN 2024 untuk 6.441 Orang

Seperti apakah brambang asem sebenarnya? Makanan ini terbuat dari rebusan daun ubi jalar yang biasa disebut jeglor oleh sebagian warga Soloraya. Jeglor ini pun dipilih yang masih muda. “Dulu, daun ubi jalar buat obat malaria atau demam berdarah sekarang jadi makanan yang dicari orang,” tutur Bu Sum, 50, salah satu penjual brambang asem di Pasar Gede.

Ekspedisi Mudik 2024

Bu Sum berjualan brambang asem di lapak kecil dalam Pasar Gede, tak jauh dari pintu masuk. Sambil mengambil pincuk dari daun pisang yang dilipat mengerucut, Bu Sum, 50, menjelaskan cara penyajiannya kepada Solopos.com, Selasa (22/7/2014) siang. “Daun ubi jalar yang sudah direbus, [lalu sambalnya] disiramkan di sini,” katanya.

Ya, kekuatan rasa brambang asem, sejatinya bukan pada rebusan daun ubi jalar, melainkan pada sambalnya. Sambal brambang asem diracik memikat sehingga memanjakan lidah.

Sambal itu dibuat dari ulekan bawang merah—atau lazim pula disebut brambang— yang dibakar, asam jawa, gula merah, sedikit garam, terasi, dan cabai. Bisa dibayangkan rasa pedas, asam, dan manis bercampur aduk di lidah.

Bu Sum sempat pula berkisah tentang telah lamanya ia berjualan brambang asem di Pasar Gede. Ia telah melakoni pekerjaannya itu sejak usia 13 tahun. Kala itu ia ikut ibunya berjualan, namun kini dialah penerus tradisi keluarga. Kini, ia bahkan telah dibantu anaknya.

Menu yang disajikan terasa lengkap dengan tambahan lauk tempe gembus bacem. Harga satu porsi brambang asem Rp2.500. Sebagian besar pembeli memilih brambang asem untuk dibawa pulang.

Putri bungsu Bu Sum, Maysyaroh, 25,  mengatakan mereka mulai berjualan dari pukul 07.00 WIB dan tutup pada pukul 15.00 WIB. Sejajar dengan lapak Bu Sum, ada tiga penjual brambang asem lainnya.

Selain di Pasar Gede, masih ada penjual di Pasar Grosir Solo yang berada di lantai dasar. Ada dua penjual brambang asem, Bu Ninik, 45, salah satu penjual mengungkapkan mereka menjualnya dengan harga Rp4.000 per porsi. ”Buka pukul 09.00 WIB-16.00 WIB,” lanjutnya saat ditemui Solopos.com, Selasa. (A. Nindya Paramita/JIBI/Solopos.com)

Adakah pedagang brambang asem favorit Anda?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya