SOLOPOS.COM - Warga antre membeli serabi di Serabi Notosuman, Solo.(Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos/dok)

Kuliner Solo mendapat perhatian dari Pemkot yang akan menyusun dokumen kuliner.

Solopos.com, SOLO — Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Solo segera menelusuri pernak-pernik dan sejarah kuliner khas Solo untuk menunjang promosi kota. Dokumen yang disusun nantinya dapat diakses di aplikasi telepon pintar untuk memudahkan wisatawan.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kepala Disperindag, Triyana, saat berbincang dengan solopo.com, Senin (21/3/2016), mengaku terus mengembangkan potensi kuliner di Solo dengan sejumlah kegiatan dan pendampingan usaha. Menurut Triyana, pencapaian Solo sebagai destinasi kuliner terbaik Nusantara tak akan membuat Pemkot berhenti berinovasi.

“Kami sepakat pendokumentasian seputar kuliner penting untuk menunjang wisata kota. Tim kami segera menelusuri kuliner khas Solo untuk dibuat tulisan,” ujarnya.

Ekspedisi Mudik 2024

Triyana mengatakan dokumen gastronomi bakal dikonsep via aplikasi gadget sehingga memudahkan publik dalam mengakses informasi. Disperindag berencana menggandeng Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Solo untuk pencantuman info kuliner di aplikasi Solo Destination.

“Kami berencana membikin tulisan yang lebih mendalam. Seperti contoh rawon penjara yang terkenal di Solo, itu proses bikinnya gimana ta. Sejarahnya seperti apa,” tuturnya.

Selain menyusun informasi sajian makanan, Pemkot berupaya mengembangkan sentra kuliner yang ada seperti Gladak Langan Bogan (Galabo) serta pusat kuliner Pucangsawit. Triyana mengaku intens mendampingi pedagang di kedua lokasi tersebut agar lebih dilirik konsumen dan wisatawan. Dia tak menampik masih ada kritikan terhadap Galabo seperti lokasi yang kurang bersih serta kualitas layanan.

“Kalau lagi dhahar [makan] terus ada debu terbawa angin ya tentu enggak enjoy. Kami menerima masukan dari stakeholder seperti Asita [Association of The Indonesian Tour and Travel Agencies],” ujarnya.

Dalam waktu dekat, pihaknya berencana menambah tenda di Galabo untuk kenyamanan pelanggan. Selain itu, Pemkot tak menafikan usaha kuliner skala kecil yang dikembangkan warga.

“Pelatihan dan pendampingan usaha terus berjalan. Terakhir kami mendampingi pengembangan usaha kue basah,” jelasnya.

Kepala UPTD Kawasan Kuliner Solo, Nene Krisnadi Prakoso, mengaku sedang intens menjelajahi potensi kuliner Kota Bengawan untuk pengembangan destinasi wisata. Menurut Nene, Solo tak hanya memiliki Galabo sebagai sentra kuliner yang layak jual. “Potensi kuliner perlu disinergikan dengan promosi wisata kota,” ujarnya.

Disinggung langkah detail yang disiapkan untuk promosi Solo sebagai surga kuliner, Nene masih enggan membeberkannya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya