SOLOPOS.COM - Berbagai stan yang menjual makanan dan minuman memeriahkan Festival Kuliner di lantai 2 Solo Grand Mall, Kamis (29/9/2016). Para pengunjung dapat menikmati sajian kuliner dengan suasana yang nyaman di dalam mall. (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Kuliner Solo disemarakkan dengan Festival Kuliner yang digelar di Solo Grand Mall.

Solopos.com, SOLO – Seorang pria tampak sibuk membolak-balik gorengan di atas alat pemanggang. Sembari menunggu matang, pria bernama Sasongko ini ini melayani pembeli yang datang silih berganti.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ada beragam gorengan yang ditawarkan di Angkringan Jadah Wajik itu, seperti tempe, tahu, risoles, dan martabak. Tidak ketinggalan beberapa jajanan pasar, seperti jadah dan wajik ditawarkan di angkringan tersebut. “Silakan dipilih mbak, ada tempe, tahu, risoles. Nasi bandeng juga ada dan bisa dibakar,” ujar Sasongko kepada pelanggan, Kamis (29/9/2016) siang.

Ya, Sasongko adalah pemilik Angkringan Jadah Wajik yang biasa berjualan di kawasan Gumpang, Kartasura. Namun, kali ini dia tidak berjualan di pinggir jalan. Pada Kamis (29/9/2016)-Minggu (2/10/2016), dia mengangkut seluruh dagangan dan gerobaknya ke dalam Solo Grand Mall (SGM).

Sasongko menjadi salah satu dari 12 penjaja kuliner yang memeriahkan Wonderful Indonesia Culinary & Shopping Festival (WICSF) di SGM. Ini adalah kesekian kalinya dia mengikuti festival kuliner di dalam mal.

Dia berkomitmen untuk mengangkat kembali makanan dan jajanan tradisional kepada masyarakat. Hal itu agar tidak hilang tergerus kuliner modern yang masuk ke pasar lokal.

“Kami hadir di mal memang khusus jajanan tradisional, bahkan saya juga membuat gerobak khusus agar bisa masuk ke dalam mal,” tuturnya saat berbincang dengan Espos, Kamis.
Ke depan dia ingin mempromosikan jajanan tradisional ini ke pameran kuliner tingkat nasional.

“Kuliner kita tidak hanya sego liwet dan tengkleng. Tetapi angkringan ini juga bisa dipromosikan kepada wisatawan. Ke depan saya ingin membawa angkringan ke event pameran kuliner,” ujarnya.

Dia mengaku angkringan mendapatkan sambutan yang hangat dari masyarakat selama di mal. Bahkan, dia bisa meraup omzet hingga dua kali lipat dibandingkan berjualan di jalanan. Kendati demikian, dia harus menaikkan harga beberapa jenis jajanan untuk menutup biaya sewa berjualan di mal.

Sementara, General Manager Solo Grand Mall (SGM), Bambang Sunarno, mengatakan ada 12 stan kuliner modern dan tradisional yang memeriahkan Wonderful Indonesia Culinary & Shopping Festival (WICSF) di mal setempat. Menurutnya, mal memang menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk masuk ke Solo.

“Mal merupakan salah satu tempat berkumpul dan menjadi public area yang nyaman, sehingga pariwisata di mal ini memang harus dimaksimalkan,” jelasnya saat ditemui wartawan di SGM, Kamis. Dia pun mematok target kunjungan bisa meningkat hingga 25% dibandingkan hari biasa.

Selama ini, menurutnya hampir 50% pengunjung datang ke mal untuk menikmati kuliner. Oleh sebab itu, dia mendukung event yang dimotori oleh Kementerian Pariwisata tersebut. Kendati demikian, dia mengaku sedikit kewalahan karena rencana kampanye baru disampaikan oleh pemerintah beberapa hari sebelum penyelenggaraan.

“Ini adalah strategi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Sehingga memang harus ada kalender yang pasti supaya ada persiapa yang lebih baik,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya