SOLOPOS.COM - Mbah Warto tengah meracik minuman wedang rempah di warungnya yang terletak di Jl Menteri Supeno, Semarang, Jumat (15/1/2016).

Kuliner Semarang menyajikan berbagai cita rasa makanan dan minuman yang sayang untuk dilewatkan.

Semarangpos.com, SEMARANG – Jika di Solo punya minum khas Jahe Gepuk, maka lain halnya dengan Kota Semarang. Di Kota Lunpia ini ada minuman khas yang acap menjadi referensi warga untuk dikunjungi, terutama jika kondisi badan dalam keadaan kurang bugar atau pun masuk angin.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Minuman itu tak lain adalah wedang rempah yang terletak di Jalan Menteri Supeno atau tepatnya di belakang Kantor Gubernur Jawa Tengah (Jateng).

Tercatat ada dua lapak di kawasan ini yang menyajikan wedang rempah, yakni Wedang Rempah Mbah Jo dan Wedang Rempah Mbah Warto. Kedua-duanya sama-sama menyajikan jenis minuman yang tak jauh berbeda, yakni minuman jahe dan rempah-rempah.

Keduanya juga tak pernah sepi dari pengunjung, meski pun lapak milik Mbah Jo jauh lebih ramai dari milik Mbah Warto. Meski demikian, dari segi rasa keduanya tak jauh berbeda.

Bahkan di tempat Mbah Warto juga menyajikan wedangan rempah-rempah yang rasanya tak kalah nikmat. Minuman ini berasal dari campuran jahe yang telah ditumbuk dan dicampur dengan aneka rempah-rempah seperti temu lawak, temu mangga, kunir putih, kunir biasa, jeruk nipis, gula aren dan gula batu.

Untuk bisa mendapatkannya Anda pun tak perlu merogoh kocek besar. Anda cukup membayar dengan harga Rp6.000 untuk segelas wedang rempah.

Dari pengakuan para pengunjung, minuman ini sangat baik untuk menghilangkan capek dan pegal-pegal. Bahkan saat kondisi badan kondisi badan kurang prima. selepas minum wedang rempah ini badan akan kembali bugar.

Suasana di Kios Wedang Rempah Mbah Warto.

Suasana di Kios Wedang Rempah Mbah Warto.

”Langsung seger. Enak tenan,” ujar salah satu pengunjung asal Kabupaten Bateng, Andi, saat dijumpai Semarangpos.com, Jumat (15/1/2016)

Wedang rempah milik mbah Manto tak hanya bisa dinikmati di warungnya. Ia juga menerima pesanan untuk dibawa pulang.

Untuk pesanan yang dibawa pulang, kakek berusia 67 tahun itu tak pernah mencampur dengan air panas alias olahan rempah-rempahnya dibiarkan kering. Hal ini dilakukan agar pengunjung yang membawanya pulang masih bisa menyimpannya untuk waktu lama.

”Olahan ini [rempah-rempah] ini bisa tahan dua hari. Bahkan kalau tidak ditumbuk bisa disimpan sampai 20 hari. Tinggal dituang air panas saja untuk menyajikannya,” ujar kakek bernama lengkap Suwarto itu. (Imam Yuda Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya