SOLOPOS.COM - Nasgor Jancuk (Herry Suhendra/JIBI/Bisnis)

Nasgor Jancuk (Herry Suhendra/JIBI/Bisnis)

SURABAYA–Kosakata jancuk sudah sangat tidak asing di Surabaya. Konotasinya memang seringkali jelek, sebab jancuk biasa digunakan untuk mengumpat. Tapi, sejatinya kata tersebut dapat digunakan untuk mengungkapkan berbagai hal, mulai dari menyatakan keakraban, keheranan, hingga perasaan senang.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Terinspirasi kata jancuk yang begitu kental dengan aroma Surabaya, Surabaya Plaza Hotel menghadirkan menu nasi goreng unik, namanya Nasi Goreng Jancuk. Nasi goreng tersebut merupakan kreasi Eko Sugeng Purwanto, Executive Chef sekaligus Food & Beverage Manager Surabaya Plaza Hotel.

Mengapa “jancuk”? Eko mengatakan, resep nasi goreng tersebut muncl secara tidak disengaja. Suatu siang, pria 48 tahun itu ditodong rekan satu departemennya  untuk membuatkan makan siang. Padahal, hari itu Eko baru saja kelar masak besar untuk tamu hotel. Rasa lelah membuat Eko melontarkan kalimat, “Jancuk, sek kesel aku rek!” Maksudnya, Eko masih lelah, meminta rehat sejenak sebelum memasak lagi.

Eko pun membuatkan menu santap siang yang berbeda dari biasanya untuk mereka. Dia menyuguhkan nasi goreng, namun racikan bumbunya sedikit nyeleneh. Saat dicicipi, terlontar beragam komentar dari para koleganya. Salah satunya, “Jancuk cek pedese!”

Eko memang sengaja memberikan jatah cabai rawit yang jauh lebih banyak dari biasanya. Tak heran kalau begitu dicecap, pedasnya langsung menggigit lidah. “Meskipun pedas, mereka bilang enak,” kata Eko. Dari situlah, ide Nasi Goreng Jancuk muncul.

Keistimewaan dari nasi goreng ini terletak pada rasa, porsi dan bumbunya. Dengan rasa ekstra pedas akan membuat para penikmat makin penasaran untuk melahapnya terus menerus. Porsinya tidak perlu diragukan lagi, bahkan sepiring–mungkin lebih tepatnya senampan–Nasi Goreng Jancuk bisa dinikmati oleh empat hingga lima orang dewasa.

Bumbunya pun sangat khas Surabaya yaitu menggunakan terasi yang citarasanya cukup kental di lidah. Yang juga tak kalah menarik adalah penyajiannya di atas piring berukuran jumbo yang diberi alas daun jati. Kombinasi komplit ini sehari-harinya dijual dengan harga Rp 110.000,- nett per porsinya dan bisa dinikmat lima sampai enam orang.

“Menu ini memang paling enak disantap beramai-ramai agar bisa saling mengumpat,” canda Eko. Dia mengatakan rasa gurih nasi goreng itu berasal dari bumbu dan isian. Eko memanfaatkan telur, daging kepiting, ayam, dan udang.

Marketing Communications Surabaya Plaza Hotel, Dyah Wahyu Utama, mengatakan bahwa kata “jancuk” bisa juga singkatan dari  “jangan cuma komentar”. Maksudnya, jangan diomongin aja, silakan coba!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya