SOLOPOS.COM - Muar Restaurant di Malaysia (Kusnul Isti Qomah/JIBI/Harian Jogja)

Kuliner Malaysia di sebuah restoran Tionghoa.

Harianjogja.com, KUALA LUMPUR—Ketika pergi ke luar negeri, makanan terkadang menjadi sebuah kendala karena perbedaan citarasa. Di Malaysia, ada restoran Tionghoa yang menjadi favorit wisatawan terutama asal Indonesia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu restoran Tionghoa yang cukup ramai dikunjungi adalah Muar Restaurant. Restoran ini terletak di No 6G Tengkat Tong Shin, Kuala Lumpur, Malaysia. Selain itu, di Melaka, ada restoran yang terkenal yakni Nyonya Sayang.

Ekspedisi Mudik 2024

“Kalau belum mampir ke sini, belum bisa dikatakan sudah mengunjungi Melaka,” ujar salah satu local tour guide di Malaysia Azhari di Melaka, Malaysia, Senin (31/10/2016)

Seorang tour leader dari A Holiday dari Indonesia William mengatakan, setiap grup yang dibawa ke Kuala Lumpur dan Melaka selalu mampir ke restoran peranakan untuk menikmati sajian. Restoran seperti Muar Restaurant di Kuala Lumpur dan Nyonya Sayang di Melaka menjadi salah satu tempat makan favorit.

“Untuk setiap grup ke Kuala Lumpur dan Melaka, biasa memang kami aturkan makan di sana. Karena, rasa yang mirip dengan makanan Indonesia sehingga lebih cocok untuk tamu,” kata dia.

Salah satu pengunjung restoran Shoqib mengatakan, masakan yang ia rasakan di restoran Tionghoa tersebut memiliki cita rasa yang mirip dengan masakan Indonesia. Namun, tetap saja ada perbedaannya.

“Makanan di sini lebih cenderung asin dan rempahnya kurang terasa. Kalau di Indonesia, lebih terasa rempah-rempahnya. Di Malaysia juga susah menemukan sambal atau masakan pedas lainnya,” kata dia.

Ia mengatakan, karena susah mendapatkan masakan pedas dan sambat, ia sempat melihat ada rombongan yang membawa sambal. Hal itu dinilai lumrah bagi orang Indonesia terutama yang gemar memakan masakan pedas.

“Di sini juga tidak ada kerupuk. Jadi, lebih baik membawa dari Indonesia,” kata dia.

Warga Tionghoa khususnya di Melaka berawal dari perdagangan rempah-rempah yang dibawa pedagang dari Tiongkok ratusan tahun yang lalu. Para pedagang tersebut kemudian menikah dengan warga pribumi sehingga melahirkan warga keturunan Tiongkok dan Melaka.

Keturunan Tionghoa laki-laki disebut baba dan perempuan disebut nyonya. Mereka berbicara bahasa Malaysia, berpakaian seperti orang Malaysia dan makan seperti orang Malaysia. Hal ini melahirkan cita rasa unit hasil perpaduan masakan Tiongkok dan Malaysia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya