SOLOPOS.COM - Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo mengamati tanaman kelengkeng yang dibudidayakan di Dusun Soropadan, Desa Tawangsari, Kecamatan Pengasih, Kulonprogo, Sabtu (13/8/2016). (Rima Sekarani I.N/JIBI/Harian Jogja)

Kuliner Kulonprogo berupa buah kelengkeng mulai dikembangkan di Tawangsari Pengasih

 

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Harianjogja.com, KULONPROGO-Sebuah sentra buah kelengkeng bakal dikembangkan di Desa Tawangsari, Kecamatan Pengasih, Kulonprogo. Wilayah tersebut juga dinilai berpotensi dikembangkan sebagai desa wisata dengan menawarkan agrowisata kebun buah sebagai daya tarik utama.

Selama ini masyarakat cenderung mengetahui semangka dan melon sebagai produk holtikultura unggulan Kulonprogo. Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulonprogo sendiri mencatat produktivitas melon mencapai 210,74 kuintal/ha pada 2015 lalu. Produktivitas semangka pada tahun yang sama juga cukup tinggi, yaitu sekitar 192,78 kuintal/ha.

Namun, sekumpulan petani di Desa Tawangsari melihat ada potensi lain yang bisa dikembangkan, yaitu tanaman kelengkeng. Mereka berusaha mengelola lahan seluas 15 hektare (ha) menjadi kawasan perkebunan buah di Dusun Soropadan.

Kepala Desa Tawangsari, Sigit Susetyo mengatakan, setidaknya sudah ada 2.000 pohon kelengkeng yang ditanam. Sebanyak 200 hingga 300 pohon diantaranya disebut telah memasuki masa panen.

“Bibit tanaman kelengkeng yang dikembangkan adalah jenis new kristal dan diamond river,” kata Sigit pada panen perdana kelengkeng di kebun buah setempat, Sabtu (13/8/2016) pekan lalu.

Sigit mengatakan, panen perdana kelengkeng di Tawangsari menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Bukan hanya dari segi ukuran butiran kelengkeng, melainkan juga banyaknya kandungan air dan rasa manis pada daging buah. Hal tersebut membuat para petani semakin optimis.

Wacana untuk menjadikan Tawangsari sebagai sentra kelengkeng Kulonprogo pun semakin menguat. Berbagai tanaman buah lain nantinya bisa menyusul dikembangkan, seperti durian, srikaya, jeruk, dan pepaya.

Dengan demikian, keadaan tersebut mengarah pada konsep agrowisata. “Kami ingin mengembangkan kebun buah agar juga bisa menarik wisatawan,” ujar Sigit.

Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo menyatakan bangga dengan inisiatif petani di Tawangsari yang menangkap peluang budi daya kelengkeng. Setahu dia, selama ini kelengkeng lebih banyak dihasilkan daerah dengan hawa lingkungan yang sejuk.

Namun, petani setempat mampu menyiasati hal itu dan berhasil panen. Dia berharap, potensi itu bisa dikembangkan dan dikelola secara tepat sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Meski kondisi tanahnya kurang bagi tapi ternyata buah kelengkeng yang dihasilkan tetap sangat bagus,” ucap Hasto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya